Analisa UD. Archipelago Berdasarkan Panduan Buku
Kewirausahaan Karya Sukirman, Tahun Terbit 2014
Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S.Pd.,
S.H., MM
Disusun
Oleh:
Nama : Dewi Lestari
NIM : 201511312
Kelas : EKM214-D
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas
Analisa ini dengan baik.
Penulisan
proposal ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan di Universitas Muria Kudus Jurusan Manajemen.
Dalam
memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang berjudul “Analisa UD. Archipelago Berdasarkan Panduan Buku Kewirausahaan
Karya Sukirman, Tahun Terbit 2014”.
Dalam
menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh
dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis
terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam
menyusun proposal ini.
Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Kudus, Juni 2017
Penulis
RINGKASAN
Dalam ilmu kewirausahaan,
sebagai pelaku usaha diharuskan mampu membuat berbagai perencanaan pemasaran
yang didalamnya juga akan tertulis jelas terkait strategi pemasaran yang
dilakukan oleh pelaku usaha tersebut, dan lain sebagainya yang terkait
pemasaran.
Setelah memiliki berbagai
perencanaan pemasaran produk, sebagai pelaku usaha diharuskan mampu menganalisa
dan menentukan harga di pasaran. Harga itu tersendiri merupakan komponen
sensitif bagi para konsumen.
Jika usaha sudah mampu
berjalan dengan baik, maka diperlukannya perluasan usaha. Perluasan usaha ini
dapat berupa perluasan pasar, perluasan dan perkembangan teknologi yang
digunakan, dsb.
Semua itu tidak terlepas
dari kompetensi dalam berwirausaha. Sebagai pelaku bisnis diharuskan memiliki
kompetensi ini, demi menunjang bisnisnya.
Salah satu bidang
bisnis adalah adanya UMKM. Menyadari peran UMKM sebagai
kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan cukup dominan dalam
perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA juga akan dipengaruhi kesiapan
oleh pelaku UMKM tersebut. Dalam hal ini, dibutuhkannya SDM yang berkualitas.
Factor tersebut menjadi tantangan utama dalam mempersiapkan UMKM yang menembus
MEA dan pasar global.
Salah satu bisnis UMKM yang memiliki potensi tinggi di
dalam memasuki pasar global dan pasar tunggal ASEAN (MEA) yaitu UMKM yang
bergerak di bidang pembuatan tas. Dalam perkembangannya, tas memiliki nilai
manfaat yang tinggi, tidak hanya untuk anak sekolah, ataupun orang kantoran
saja yang menggunakan tas, namun hampir seluruh masyarakat memiliki tas sebagai
tempat penyimpanan barang-barangnya ketika berpergian.
Oleh karena itu, kali ini penulis melakukan observasi
tentang UMKM yang bergerak di bidang
pembuatan tas yaitu ARCHIPELAGO BAG yang beralamat di desa Gulang RT 5 RW 1.
(Kata kunci: usaha, umkm, tas)
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ ii
RINGKASAN.................................................................................................................... iii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perencanaan Pemasaran.................................................................................................
3
2.2 Menentukan Harga........................................................................................................
11
2.3 Perluasan Usaha.............................................................................................................
14
2.4 Kompetensi
Kewirausahaan.......................................................................................... 21
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Profil Usaha................................................................................................................... 33
3.2
Penerapan Teori Perencanaan Pemasaran ke
dalam Kasus............................................
34
3.3 Penerapan Teori Menentukan Harga ke dalam Kasus...................................................
36
3.4 Penerapan Teori Perluasan Usaha ke dalam Kasus........................................................
38
3.5
Penerapan Teori Kompetensi Kewirausahaan ke dalam Kasus..................................... 39
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan...................................................................................................................... 42
4.2
Saran................................................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemasaran
meupakan bagian penting dari perusahaan yang menghasilkan produk untuk di jual
dengan tujuan memperoleh keuntungan. Berdasarkan keuntungan diharapkan
perusahaan dapat melanjutkan usaha, selain itu juga dapat mengembangkan usaha
menjadi lebih besar. Kondisi semacam itu berlaku untuk seluruh perusahaan baik
yang beroperasi dalam suatu Negara maupun secara antar Negara.
Sebelum suatu usaha bisnis dilakukan, perlu dipertimbangkan dan diteliti terlebih dahulu kemungkinan suatu usaha itu dapat berkembang atau tidak. Agar tidak terjadi gulung tikar, maka seorang pelaku usaha mampu menjajaki usaha yang akan dilakukan secara seksama. Ditinjau dari aspek ekonomi, perlu adanya penelitian terlebih dahulu untuk mengetahui kemungkinan yang
berkaitan dengan perluasan usaha yang akan datang, terutama terkait dengan jumlah konsumen (prospective customers). Berarti produk yang dihasilkan ada pembelinya, tetapi jumlah pembeli tersebut cukup atau tidak dengan memprtimbangkan factor pesaing, sekaligus sebagai dasar pertimbangan dari segi penawaran (supplayside). Termasukbahanbaku yang memadai,
teknologi, tersedianya tenaga kerja, peraturan pemerintah, budaya,
juga merupakan faktor
yang harus dipertimbangkan.
Tingkat
persaingan dalam dunia bisnis menunjukkan gejala semakin ketat dan kejam.
Siapa yang mempunyai sumber daya paling kuat dialah yang akan tetap bertahan dalam pasar. Kepemimpinan suatu perusahaan, produk atau merek tertentu tidak akan selamanya stabil. Banyak pendatang baru mencoba menggoyahkan posisi ini dengan siasat atau strategi yang beraneka ragam, kondisi ini menunjukkan bahwa bisnis adalah suatu. Penggunaan strategi dalam berbagai bisnis merupakan keinginan para pelaku bisnis peperangan. untuk mengadopsi proses pembuatan strategi yang dilakukan lebih terarah dan canggih seperti yang
oleh jenderal perang. Proses strategik digabungkan dengan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,penerapan, pengawasan (Sun Tzu, 1996: v).
Siapa yang mempunyai sumber daya paling kuat dialah yang akan tetap bertahan dalam pasar. Kepemimpinan suatu perusahaan, produk atau merek tertentu tidak akan selamanya stabil. Banyak pendatang baru mencoba menggoyahkan posisi ini dengan siasat atau strategi yang beraneka ragam, kondisi ini menunjukkan bahwa bisnis adalah suatu. Penggunaan strategi dalam berbagai bisnis merupakan keinginan para pelaku bisnis peperangan. untuk mengadopsi proses pembuatan strategi yang dilakukan lebih terarah dan canggih seperti yang
oleh jenderal perang. Proses strategik digabungkan dengan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,penerapan, pengawasan (Sun Tzu, 1996: v).
Salah
satu bidang bisnis adalah adanya UMKM. Menyadari
peran UMKM sebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan cukup
dominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA juga akan
dipengaruhi kesiapan oleh pelaku UMKM tersebut. Dalam hal ini, dibutuhkannya
SDM yang berkualitas. Factor tersebut menjadi tantangan utama dalam
mempersiapkan UMKM yang menembus MEA dan pasar global.
Salah satu
bisnis UMKM yang memiliki potensi tinggi di dalam memasuki pasar global dan
pasar tunggal ASEAN (MEA) yaitu UMKM yang bergerak di bidang pembuatan tas.
Dalam perkembangannya, tas memiliki nilai manfaat yang tinggi, tidak hanya
untuk anak sekolah, ataupun orang kantoran saja yang menggunakan tas, namun
hampir seluruh masyarakat memiliki tas sebagai tempat penyimpanan
barang-barangnya ketika berpergian.
Oleh karena
itu, kali ini penulis melakukan observasi tentang UMKM yang bergerak di bidang
pembuatan tas yaitu ARCHIPELAGO BAG yang beralamat di desa Gulang RT 5 RW 1.
Untuk itu, hasil dari observasi dan wawancara ditulis sebagai makalah, dengan
judul “Analisa UD. Archipelago Berdasarkan Panduan Buku
Kewirausahaan Karya Sukirman, Tahun Terbit 2014”
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam makalah kali ini,
antara lain:
1.
Bagaimana analisa UD. ARCHIPELAGO terkait perencanaan pemasaran?
2.
Bagaimana analisa UD. ARCHIPELAGO terkait menentukan harga?
3.
Bagaimana analisa UD. ARCHIPELAGO terkait perluasan usaha?
4.
Bagaimana analisa UD. ARCHIPELAGO terkait kompetensi kewirausahaan?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah
kali ini, antara lain:
1.
Menganalisa dan
menerapkan teori ke dalam kasus UD.
ARCHIPELAGO terkait perencanaan
pemasaran
2.
Menganalisa dan menerapkan
ke dalam kasus UD. ARCHIPELAGO terkait
menentukan harga.
3.
Menganalisa dan
menerapkan teori ke dalam kasus UD.
ARCHIPELAGO terkait perluasan
usaha
4.
Menganalisa dan
menerapkan teori ke dalam kasus UD.
ARCHIPELAGO terkait kompetensi
kewirausahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PERENCANA PEMASARAN
2.1.1
Pemasaran
Pemasaran
adalah kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang modern, dengan melayani segala
kebutuhan manusia (human needs)
secara efektif. Tujuan dari pelayanan tersebut adalah melalui transaksi
pertukaran antara produsen dengan konsumen. Konsep transaksi pertukaran
merupakan pokok permasalahan dari kegiatan pemasaran. Berdasarkan transaksi
pertukaran, produsen menawarkan sesuatu yang konsumen perlukan, kenudian
produsen dengan kegiatan penawaran yang atraktif, diharapkan konsumen akan
membeli dan kembali membeli.
Menurut
Philip Kotler (1985:7), kegiatan pemasaran suatu produk adalah kegiatan
menganalisi, merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi seluruh program yang
telah dirancang sebelumnya agar terjadi pertukaran nilai secara sukarela (
dengan konsumen ), sehingga tercapai tujuan perusahaan. Selain itu, pemasaran
berkaitan pula dengan merancang lembaga yang mempunyai kegiatan untuk
menawarkan produk dalam memenuhi kebutuhan pasar (konsumen) yang telah di
targetkan. Penawaran dilakukan dengan menggunakan harga yang efektif,
komunikasi dan distribusi yang baik, menyampaikan, mendorong, dan memberikan
pelayanan yang baik pada konsumen.
2.1.2
Strategi Pemasaran
Strategi
pemasaran tidak terlepas dari, perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah
perusahaan untuk mencapai tujuan. Beberapa langkah untuk merencanakan pemasaran
bagi usaha baru di antaranya sebagai berikut:
1. Langkah
pertama, menetukan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Mengetahui kebutuhan dan keinginan
pelanggan, pertama-tama dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset
pasar diarahkan pada kebutuhan konsumen, misal barag atau jasa mana yang
diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas bagaimana, siapa
yang membutuhkan, dan kapan memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk
menentukan segmen pasar dan karateristik kosumen yang dituju.
2. Langkah
kedua, memilih pasar sasaran khusus.
Ada
tiga jenis pasar sasaran khusu, yaitu:
a. Pasar
individual ( individual market)
b. Pasar
khusus ( niche market )
c. Segmentasi
pasar ( market segmentation)
Berdasarkan
tiga alternatif pasar sasaran, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih baik
memilih pasar khusus dan pasar individuak, sedangkan untuk perusaan menengah
dan besar lebih baik menggunakan segmentasi pasar.
3. Langkah
ketiga, menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan.
Penetapan strategi pemasaran
tergantung keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari.
Keberhasilan dalam segmentasi pasar tergantung pada potensi yang mengambarkan
permintaan dari lingkungan persaingan, terdapat enam strategi dalam memenuhi
permintaan dari lingkungan bersaing yaitu:
a. Berorientasi
pada pelanggan ( customer orientation )
b. Kualitas
(quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu
efektif, efisien, dan tepat.
c. Kenyamanan
(convenience), yaitu memfokuskan
perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
d. Inovasi
(innovation), yaitu harus
berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
e. Kecepatan
(speed),atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang
diwujudkan dalam bentuk:
1) Kecepatan
untuk menempatkan produk baru dipasar.
2) Memperpendek
waktu untuk merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time time).
f. Pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
4. Langkah
ke empat, memilih strategi pemasaran.
Strategi pemasaran merupakan
panduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar
sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Kondisi untuk
menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat
dalam bauran pemasaran ( marketing mix ),
yaitu probe, product, price, place, dan
promotion.
2.1.3
Bauran Pemasaran
1.
Penelitian dan
Pengembangan Pasar (Probe)
Langkah petama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti
kebutuhan dan keinginan konsumen, berapa jumlah, bagaimana daya beli, dimana
tempat konsumen, dan berapa permintaan, semua merupakan informasi penting bagi
pemasaran produk baru. Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000:153),
keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan terssebut
dengan pesaing dalam hal:
a.
Kualitas lebih baik
b.
Harga lebih murah dan
bisa di tawar
c.
Lokasi lebih cocok,
dekat. Cepat
d.
Seleksi barang dan
jasa lebih menarik
e.
Pelayanan lebih
menarik dan lebih memuaskan konsumen
f.
Kecepatan, baik
dalam pelayanan maupun penyaluran barang.
2.
Berorientasi pada
Konsumen
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan
perhatian pada pengembangan sikap berorintasi pada kepuasan para pemilik
kepentingan (stakeholder satisfaction). Orientasi pada pemasaran
ditunjuk kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a.
Bila ada pelanggan
yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan terseebut
b.
Doronglah pelanggan
untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan
c.
Mintalah umpan
balik dari karyawan tentang upaya perbaikan peayanan yang harus diberikan
kepada pelanggan
d.
Buatlah komitmen
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
e.
Hati-hati dalam
memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan
f.
Kembangkan
pelayanan bagi karyawan sehingga komunikasi mengarah pada pelanggan
g.
Berikan inisiatif
kepada karyawan yang memberikan pelayanan istimewa kepada pelanggan.
3.
Kualitas
Keberhasilan dalam persaingan global sangat penting bagi
perusahaan untuk memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan.
Perbakan kualitas menjadi tujuan stategi beberapa pengusaha di dunia, kemudian
secara integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas
tersebut terangkum dalam Total Quality
Management (TQM).
Kunci utama dalam mengembangkan TQM justru terletak pada
perhatian khusus kepada pelanggan, artinya kualitas harus mencerminkan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Berdasarkan hasil survei di AS, menurut
Zimmerer (1996) ada lima komponen kualitas yang secara berurutan perlu
diperhatikan, yaitu:
a.
Ketepatan (reliability), yaitu rata-rata
kelalian/pengabaian.
b.
Daya tahan (durability),yaitu berapa lama barang dan
jasa tersebut dapat dipakai/bertahan.
c.
Mudah digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa
tesebut harus mudah untuk digunakan.
d.
Nama merek yang
terkenal dan dipercaya (knows and trused
brand name).
e.
Harga yang relatif
murah (low price).
Pedoman
penting untuk mencapai sasaran kualitas seperti diatas dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Bangun kualitas ke
dalam proses
b.
Kembangkan tim
kerja dan sebar luaskan sampai departemen
c.
Mantapkan ikatan
dengan pemasok secara khusus
d.
Latihah manajer dan
karywan agar mereka partisipasi dalam program peningkatan kualitas
e.
Berdayakan karyawan
pada setiap tingkat organisasi, berikan wewenang dann tanggung jawab dalam
membuat keputusan menentukan kualitas.
f.
Mantapkan komitmen
manajer terhadap kualitas.
g.
Berikan insentif
kepada orang kepada yang kerja berkualitas
h.
Kembangkan strategi
perusahaan dala perbaikan kualitas.
4.
Kenyamanan
Dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan
, misal kesenangan apa yang diinginkan dan harapan dari pelayanan yang
disajikan perusahaan. Memberikan pelayanan menyenangkan harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
a.
Lokasi usaha dekat
dengan pelanggan
b.
Berikan
kemudahan-kemudahan kepada pelanggan
c.
Tentukan jam kerja
yang menyenangkan bagi pelanggan. Perusahaan buka 24 jam sehari selama seminggu
atau tidak
d.
Tetapkan apakah
barang perlu diantar atau tidak
e.
Berikan kemudahan
kepada pelanggan agar dapat membeli secara kredit
f.
Latihlah karyawan
untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, dan sopan.
5.
Inovasi
Merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan
besar yanng sangat cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi
terus-menerus. Inovasi terus-menerus merupakan kekuatan bagi wirausaha dalam
meraih sukses usaha. Beberapa bentuk inovasi yang lazim dan terkenal antara
lain bentuk produk baru, perbedaan teknik, dan pendekatan baru dalam
memperkenalkan.
6.
Kecepatan
Merupakan kekuatan dalam persaingan. Kecepatan mengurangi
biaya, meningkatkan kualitas, dan emenuhi permintaan pasar. Secara filosofi,
keceptan di sebut Time Compression
Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu:
a.
Mempercepat produk
baru ke pasar, dan
b.
Memperpendek waktu
dalam merespon permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam
mendistribusikan atau menyampaikan.
Agar
perusahaan yang mementingkan TQM dapat bersaing, sebaiknya melakukan hal-hal
sebagai berikut.
a.
Perbarui
keseluruhan proses sehingga menjadi lebih cepat
b.
Ciptakan fungsi
silang dari tim kerja, berikan wewenang untuk memecahkan persoalan. Tim kerja
dimaksud adalah insinyur, pekerja di pabrik penjual, ahli kualitas, dan
pelanggan
c.
Arahkan tujuan
secara agresif untuk mengurangi waktu dan memperpendek jadwal. Melalui TQM
diharapkan dapat mnegurangi siklus waktu, misal seharusnya beberapa minggu
menjadi beberapa hari atau jam saja, seharusnya sebulan hanya beberapa minggu
saja, dan seterusnya.
d.
Tanamkan budaya
cepat. Pelayanan harus cepat namun efektif dan sopan
e.
Gunakan teknologi
yang dapat mempercepat proses.
7.
Pelayanan dan
Kepuasan Pelanggan
Wirusaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk
mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan
pelayanan yang lebih baik dan tidak tertandingi oleh pesaaing. Cara menciptakan
pelayanan dan kepuasan pelanggan dilakukan sebagai berikut.
a.
Dengarkan dan
perhatikan pelanggan
b.
Tetapkan pelayanan
terbaik
c.
Tetapkan ukuran dan
kinerja standar
d.
Berikan
perlindungan hak-hak karyawan
e.
Latih karyawan
untuk memberikan pelayanan istimewa
f.
Gunakan teknologi
yyang memberikan pelayanan terbaik
g.
Berikan hadiah bagi
pelayanan terbaik
8.
Produk
Produk memiliki siklus hidup (product life cycle), terdiri atas tahap pengembangan, pengenalan,
pertumbuhan penjualan, kematangan, kejenuhan, dan penurunan.
a.
Tahap Pengembangan
Pengembangan produk baru merupakan bagian terpenting
dalam pemasaran, tetapi dalam tahap pengembangan produk sering timbul isiko
besar dan hampir 80% produk gagal (Zimmerer, 1996:124). Beberapa alasan mengapa
produk baru gagal:
1)
Produk baru tidak
berbeda secara memadai dengan produk yang ada dipasar.
2)
Wirausaha tidak
memiliki pengetahuan yang memadai tentang pasar.
3)
Perusahaan sangat
miksin perencanaan dan kurang gencar dalam memperkenalkan produk-produk baru.
4)
Wirausaha gagal
untuk menyesuaikan stategi produk ketika ada perubahan.
5)
Perusahaan
kekurangan dana yang memadai dan kurang komitmen terhadap produk baru.
Terdapat banyak cara untuk merekayasa produk barang dan
jasa agar di minati oleh konsumen, di antaranya:
1)
Jenis-jenis di
perbaharui.
2)
Kualitas dibedakan
dan ditingkatkan.
3)
Model dan desain
bermacam-macam dan dibedakan.
4)
Kemasan, earna,
bentuk, ukuran, standar, merek dibuat sedemikian rupa sehingga lebih menarik.
b.
Tahap Pengenalan
Produk baru diperkenalkan kepada konsumen potensial
karena masih kurang diterima di pasar, sehingga harus menerobos pasar, bersaing
dengan produk yang sudah ada. Memperkenalkan produk baru ini, promosi dan
periklanan harus gencar agar produk dikenal oleh konsumen terutama konsumen
potensial, biaya pemasaran tahap ini relatif besar, maka keuntungan bisa
negatif.
c.
Tahap Pertumbuhan
Penjualan
Barang sudah dikenal konsumen, produk mulai diterima oleh
konsumen. Konsumen membandingkan produk dalam jumlah yang cukup besar, sehingga
volume penjualan meningkat dan termasuk keuntungan. Apabila barang baru gagal
menembus konsumen pada tahap perkenalan dan pertumbuhan, maka barang tidak akan
laku terjual.
d.
Tahap Kematangan
Volume penjualan terus meningkat dan margin labor mencapai puncak, tetapi kemudian menurun, karena masuk
pesaing baru ke pasar. Masuknya produk pesaing menyebabkan menurunnya hasil
penjualan.
e.
Tahap Kejenuhan
Tahap ini penjualan mencapai puncak dan konsumen mulai
jenuh terhadap produk, sehingga inovasi produk harus dimulai.
f.
Tahap Penurunan
Tahap ini merupakan lingkaran akhir daur hidup produk.
Hasil penjualan produk secara terus-menerus mulai menurun, produk-produk lama
mulai diobral dan cuci gudang, margin laba turun secara drastis. Jika produk
mencapai tahap penurunan, tidak berarti produk gagal, karena setiap produk yang
telah populer akan selalu diperbaiki kembali, tetapi tidak ada perusahaan yang
mampu mempertahankan posisi volume penjualan tanpa inovasi dan perubahan
produk. Hasil-hasil inovasi dalam bentuk kreasi produk secara terus-menerus
akan memberi kepuasan kepada konsumen.
g.
Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah strategis,
menyenangkan, dan efisien. Kondisi untuk mencapai sasaran tempat yang baik
dapat dilakukan sebgai berikut.
1)
Memperbanyak
saluran distribusi, misal langsung ke konsumen atau tidak langsung melalui
agen.
2)
Memperluas
segmentasi atau cakupan, misal segmen lokal, regional, nasional dan
internasional.
3)
Menata penampilan
tempat usaha misal tata etalase dan posisi produk.
4)
Menggunakan cara
penyampaian barang seefisien mungkin.
5)
Mengubah persediaan
dari gudang yang satu ke gudang yang lain, unruk mengendalikan persediaan dan
penawaran.
Dua
saluran distribusi masing-masing berbeda, yaitu saluran distribusi untuk barang
industri dan saluran distribusi untuk barang konsumsi. Saluran distribusi untuk
barang-barang konsumsi, memiliki empat saluran distribusi, yaitu dari pabrik
ke:
a)
Konusmen,
b)
Pedagang kecil
kemudian ke konsumen,
c)
Pedagang besar
(grosir) kemudian ke konsumen,
d)
Pedagang besar
kemudian ke pedagang besar lain, selanjutnya ke pedagang keicl?eceran, terus ke
konsumen.
Barang-barang
industri melalui dua saluran, yaitu dari:
a)
Pabrik ke industri
pemakai,
b)
Pabrik ke pedagang
besar (grosir) lalu ke industri pemakai.
2.2
MENENTUKAN
HARGA
2.2.1
Pengertian
Harga
Harga
tepat adalah harga yang dapat dijangkau dan paling efisien bagi konsumen.
Wirausaha dapat menciptakan harga yang paling efisien dengan inovasi dan
kreativitas. Menetapkan harga yang tepat perlu mempertimbangkan berbagai
faktor, tidak sekedar intuisi atau perasaan, tetapi juga berdasarkan informasi,
fakta, dan analisis di lapangan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
menentukan harga :
1. Biaya
barang dan jasa.
2. Permintaan
dan penawaran pasar.
3. Antisipasi
volume penjualan produk dan jasa.
4. Harga
pesaing.
5. Kondisi
ekonomi.
6. Lokasi
usaha.
7. Fluktuasi
musim.
8. Faktor
psikologis pelanggan.
9. Bunga
kredit dan bentuk kredit.
10. Sensitivitas
harga pelanggan (elastisitas permintaan)
Selain mempertimbangkan
faktor-fakor tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
memberikan harga untuk menarik konsumen :
1. Menentukan
harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menetapkan harga, yaitu :
a. Biaya
penjualan dan biaya pembelian barang dari konsumen.
b. Harga
pesaing.
c. Elastisitas
permintaan barang.
Jika
terdapat pesaing menjual barang dengan ukuran, sifat, dan jenis barang yang
sama dengan barang dan jasa yang dijual, maka produsen dapat memilih strategi
sebagai berikut :
1. Menetapkan
harga lebih rendah dari harga pesaing untuk barang-barang, sedang harga
barang-barang lain bisa sama atau lebih tinggi. Alternatif lain adalah
menyamakan harga pesaing, tetapi dengan kualitas barang dan pelayanan yang
berbeda atau lebih baik.
2. Memberikan
kualitas barang yang lebih baik dengan harga yang lebih tinggi.
2. Memberikan
potongan harga yang bervariasi, misal :
a. Potongan
penjualan tunai.
b. Potongan
penjualan dengan pembelian tunai.
c. Sistem
diskon/hadiah.
3. Memberi
keringanan waktu pembayaran, dengan tiga cara :
a. Pembayaran
sebagian di muka.
b. Pembayaran
di belakang.
c. Pembayaran
kredit.
2.2.2
Strategi
Pemasaran
Strategi
pemasaran yang dapat dipilih antara lain :
1. Penetrasi
pasar (market penetration)adalah
strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa yang
sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan periklanan. Misal, upaya
promosi dan iklan yang gencar dilakukan produk-produk jamu,
perusahaan-perusahaan rokok, produk makanan dan minuman, dan berhasi
meningkatkan angka penjualan.
2. Pengembangan
pasar (market development) mencoba
meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada pada
pasar baru. Posisi strategi ini, yang diperluas bukan upaya penjualan atau
promosi, melainkan uapaya untuk mencari pasar baru. Misal, produk-produk AMWAY
dan CNI yang dipasarkan melalui jaringan berjenjang (multilevel marketing).
3. Pengembangan
produk (product development) mencoba
meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar
yang sudah ada. produk-produk itu dapat merupakan modifikasi dari produk yang
sudah ada. misal, produk-produk pakaian wanita dan anak-anak, mobil, komputer,
dan elektronik.
4. Segmentasi
pasar (market segmentation) merupakan
strategi pemasaran yang terkenal bagi usaha baru, produk dipasarkan berdasarkan
segmentasi. Misal, segmentasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
tingkat pendapatan dan sebagainya.
2.2.3
Penentuan
Harga
Volume Penentuan harga produk
baru perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika terlalu tinggi, volume penjualan
bisa terjadi tidak terlalu tinggi. Sebaliknya bila harga terlalu rendah, maka
biaya tidak tertutupi oleh hasil penjualan. Sehingga, dalam menetapkan harga
bagi produk baru, wirausaha hendaknya dapat memuaskan tiga tujuan, yaitu :
1. Menghasilkan
produk yang diterima oleh konsumen potensial, berapapun banyaknya.
2. Memelihara
pangsa pasar dengan akibat pertumbuhan pesaing.
Jika produk baru berhasil maka pesaing akan masuk ke
pasar, dan perusahaan kecil memperluas atau mempertahankan pangsa pasar.
3. Memperoleh
labar.
Perusahaan
baru harus bertahan agar hasil penjualan lebih tinggi dari biaya produksi.
2.2.4
Harga
Barang Konsumsi
Menentukan
harga barang-barang yang diproduksi, suatu perusahaan memiliki tiga pilihan
harga, yaitu :
1. Harga
di bawah harga pasar untuk produk yang sama.
Strategi penetrasi harga (price penetration) merupakan penetapan
harga di bawah harga normal. Kondisi ini dilakukan apabila usaha baru
memperkenalkan produk baru ke pasar dan sudah terdapat penjual produk sama
dengan persaingan yang tinggi. Posisi ini dimaksudkan agar barang yang
dihasilkan diterima oleh pasar. Supaya produk yang dipasarkan berhasil dengan
baik, maka produk baru berusaha menekan pasar, untuk mempercepat penguasaan pasar,
produk baru harus dijual dengan harga yang relatif rendah, sehingga tercapai
volume penjualan yang tinggi. Pengenalan produk biasanya dilengkapi dengan
periklanan dan teknik promosi, penjualan khusus, dan potongan harga. Penetapan
penetrasi harga dala jangka waktu yang lama supaya diterima konsumen. Tujuan
dari penetrasi harga adalah untuk mempertahankan produk baru di pasar.
2. Harga
di atas harga pasar.
Strategi harga skimming (skimming price) merupakan penetapan harga di atas harga
normal. Strategi ini digunakan bila memperkenalkan produk baru ke pasar yang
terdapat sedikit atau tidak ada pesaing sama sekali. Perusahaan menggunakan
taktik apabila pasar terdiri atas sekelompok elit pembeli yang mampu membayar
dengan harga tinggi. Perusahaan menetapkan harga di atas harga normal untuk
menutup kembali biaya pengembangan awal dan biaya promosi sesegera mungkin
serta menghasilkan laba.
Salah satu variasi dan skimming adalah strategi sliding-downthe-demand-curve. Perusahaan
baru memperkenalkan produk dengan harga yang tinggi. Kemudian, berdasarkan
kemajuan teknologi yang dimiliki mampu menurunkan biaya dengan cepat sehingga
menurunkan harga produk lebih cepat dari harga pesaing. Melalui penurunan harga
barang dan jasa yang dimiliki akibat kemajuan teknologi, maka perusahaan baru
dapat meningkatkan volume penjualan dengan cepat dan merebut pangsa pasar
pesaing. Tujuan strategi ini adalah untuk merebut keunggulan bersaing melalui
keunggulan teknologi.
3. Harga
sama dengan harga pasar
Strategi follow-the-leader pricing. Strategi ini biasa dilakukan oleh
pedagang kecil dengan mengamati berbagai kebijakan harga pesaing dan harga
individual dengan meninjau periklanan. Pedagang kecil menggunakan informasi ini
untuk mencari peluang.
2.3
PERLUASAN
USAHA
2.3.1
Peningkatan Ekonomis
Peningkatan ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, system distribusi, dan tempat usaha. Kondisi ini dapat dilakukan apabila perluasan usaha akan menurunkan biaya jangka panjang, berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Sebaliknya, apabila peningkatan output
mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomics of scale), maka kondisi ini tidak baik untuk dilakukan. Jika produk barang dan jasa sudah mencapai titik paling efisien,
maka memperluas skala ekonomi tidak bias dilakukan, karena akan mendorong kenaikan biaya.
Berdasarkan kejadian tersebut, maka skala usaha ekonomi akan terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output
menurunkan biaya jangka panjang. Skala usaha tidak ekonomis terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output
menaikkan biaya jangka panjang. Apabila terjadi skala usaha yang tidak ekonomis, wirausaha dapat meningkatkan usaha dengan memperluas cakupan usaha, karena skala ekonomis menunjukkan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan output, maka kurva pengalaman atau kurva belajar menunjukkan pengurangan biaya yang muncul akibat kenaikan volume
secarakumulatif. Misal terdapat penurunan biaya dari 15 hingga 45
persen sebagai akibat dari kenaikan output kumulatif dua kali lipat.
2.3.2
Perluasan
Usaha
Perluasan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha, produk, dan jasa baru yang berbedadari
yang sekarang diproduksi
(diversifikasi), serta dengan teknologi yang berbeda.
Misal usaha angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus pariwisata,
usaha jasa
Pendidikan diperluas dengan usaha jasa pelatihan dan kursus-kursus, dengan demikian lingkup usaha ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah “lebih kecil” dari penjumlahan biaya produksi masing-masing produk itu apa bila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha bias dilakukan apabila wirausaha memiliki permodalan yang cukup.
Sebaliknya, apabila lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-samaadalah
“lebih besar”
dari penjumlahan biaya produk pada masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah, sebagai contoh seorang wirausaha yang
memproduksi barang
P dengan biaya sebesar C(P) memperluas usaha dengan cara mengakuisisi atau menggabungkan perusahaan yang
menghasilkan barang
M dengan besar biaya C(M). Posisi tingkat produksi sama diperlukan biaya produksi total
bersamasebesar C (P, M). Kasus ini melingkupi usaha ekonomis terjadi apabila biaya bersama kurang dari jumlah biaya apabila produk dihasilkan masing-masing atau C (P, M) < C(P)
+ C(M), dengan derajat lingkup usaha ekonomis DE.
Bersama
C (P, M), maka semakin tinggi derajatekonomis (DE)
sehingga lingkup usaha dikatakan ekonomis, atau suatu lingkup usaha dikatakan ekonomis, apabila C (P,
M) < C(P) + C(M) dan DE bernilaipositif (DE > 0). Sebaliknya suatu lingkup usaha dikatakan tidak ekonomis apabila C (P, M)
>C(P) + C(M) dan DE bernilai negatif
(DE < 0). Memperluas skala ekonomi atau lingkup ekonomi, apabila pengetahuan usaha dan permodalan cukup, wirausaha dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan lain melalui usaha patungan (joint venture) atau kerjasama manajemen melalui sistem kemitraan
2.3.3
Harga
Barang Industri
1. Strategi Cost-Plus Pricing
Digunakan untuk barang-barang industri,
yaitu dengan menambahkan margin laba yang dikehendaki terhadap biaya-biaya
langsung, seperti biaya bahan baku, ongkos tenaga kerja, biaya overhead, penjualan,
dan administrasi. Penggunaan strategi cost-plus, harga jual dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut:
|
2. Biaya Langsung dan Formulasi Harga
Biaya langsung erupakan biaya yang
langsung berhubungan dengan volue produksi, misal biaya bahan baku dan upah
tenaga kerja. Pemmbiayaan ini tidak termasuk biaya overhead pabrik seperti
sewa, penyusutan, dan asuransi. Tabel berikut enggabarkan struktur biaya
langsung.
Laporan
Laba Rugi
|
3. Penentuan Harga Jual Model Pulang
Pokok
Penentuan harga jual dalam model ini
dilakukan dengan enghitung besar presentase tertentu dari total penjualan yang
digunakan untuk biaya variabel. Berikut salah satu contoh teknik menghitung
harga jual model pulang pokok atau titik impas (break even). Misal biaya variabel suatu perusahaan adalah sebagai
berikut:
Bahan Baku Rp 40.000 per unit
Upah Tenaga Kerja Rp 50.000 per unit
Biaya Overhead Variabel Rp 10.000 per unit
Biaya Variabel Total Rp 100.000 per unit
Berdasarkan contoh di atas, maka harga
penjualan minimum sebesar Rp 100.000. apabila harga jual di bawah harga
minimum, maka biaya variabel tidak akan tertutupi, untuk menghitung harga
penjualan pulang pokok (break even)
2.3.4
Penentuan
Harga Jasa
Perusahaan jasa dapat memperoleh manfaat
yang efektif. Perusahaan jasa menentukan harga berdasarkan material yang
digunakan untuk menyediakan jasa, tenaga kerja, dan untuk memperoleh laba
terdapat perusahaan jasa menghitung harga pelayanan hanya didasarkan pad jam
kerja atau jam kerja aktual yang digunakan untuk membentuk jasa.
2.3.5
Alat
Penentuan Harga
1. Mark-up, merupakan
metode penentuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu pada
penjualan untuk meningkatkan laba, denan rumus:
2. Analisis
pulang pokok digunakan untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap, dengan
rumus:
2.3.6
Promo
Barang
dan jasa yang diproduksi supaya dikenal, diketahui dan diminta konsumen, maka
wirausaha perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
1.
Menginformasikan barang
/ jasa pada konsumen.
2.
Membujuk konsumen
supaya membeli barang / jasa yang dihasilkan
3.
Mempengaruhi konsumen
tertarik terhadap barang / jasa yang dihasilkan
Kegiatan
– kegiatan tersebut dilakukan dengan periklanan dan promosi. Sehingga, promosi
merupakan cara mengkomunikasikan barang / jasa yang ditawarkan. Agar konsumen
dapat mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan
(to inform), membujuk (to persuade), mengigat (to remind) dan mempengaruhi (to
influence) maka dengan promosi barang dan jasa akan mudah dikenal oleh
konsumen.
Beberapa
jenis promosi yang dapat dijadikan pertimbangan.
1.
Media, misal media
cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, tv,internet, dan lain-
lain).
2.
Promosi penjualan,
misal melalui pameran dagang, kuis berhadiah, dan lainnya.
3.
Wiraniaga,
mempromosikan langsung barang ke konsumen dengan membawa produk.
4.
Pemasaran langsung,
langsung menghubungi konsumen.
5.
Humors, yaitu
mempublikasikan barang melalui billboard, pamphlet, dan sebaginya.
Strategi
tersebut tergantung pada elastisitas permintaan, biaya barang, dan harga yang
dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa yang dimiliki pesaing. Setelah barang
dan jasa yang diproduksi dikenal dan dibutuhkan konsumen, maka tugas wirausaha
adalah:
1.
Mempertahankan pangsa
pasar dan volume penjualan.
2.
Mengembangkan pansa
pasar dan volume penjualan .
Mempertahkan
dan mengembangkan pangsa pasar, wirausaha dapat melakukan langkah- langkah berikut
:
1.
Menghargai dan
memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen
2.
Menganalisis kelebihan
dan kekurangan pemasaran yang di miliki maupun kelebihan dan kelemahan pesaing.
3.
Mencari strategi untuk
menyerang market leader.
2.3.7
Pemasaran
Usaha Baru
Apabila
belum mengetahui barang atau jasa yang akan dijual, terlebih dahulu harus
Melakukan
suvei untuk mendapatkan informasi mengenai :
1.
Peluang Pasar
Peluang Pasar dapat dilihat dengan cara
mengamati konsumen. Fokus pengamatan terhadap konsumen adalah :
a. Barang
dan jasa yang paling dibutuhkan konsumen
b. Beberapa
banyak yang dibutuhkan
c. Kualitas
yang paling tepat
d. Berapa
banyaknya
Melihat
terdapat atau tidak peluang pasar. Ada beberapa langkah harus diperhatikan :
a. Amati
masyarakat sekitar. Misal, kebutuhan rutin (seperti sembako) kebutuhan musiman
seperti baju lebaran, jaket untu musim hujan dan kebutuhan lain yang paling
diperlukan (misal, kebututuhan akan sabun cuci, pasta gigi dan sabun mandi) dan
pemenuhan kebutuhan – kebutuhan lainnya.
b. Kapan
konsumen membutuhkan barang. Misal setiap saat atau sering dibutuhkan, kadang –
kadang dibutuhkan atau jarang dibutuhkan.
c. Melihat
karakteristik konsumen, baik berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, maupun
pendidikan. Karakteristik ini penting untuk menentukan jenis barang yang cocok
dengan kebutuhan konsumen. Misal, jika konsumen wanita, berarti kebutuhanwanita
harus disediakan dan sebagainya.
d. Daya
beli (kemampuan membayar) konsumen. Perlu diperhatikan adalan pendapat
masyarakat. Misal, masyarakat berpendapat rendah, barang yang disajikan sesuai
dengan kualitas dan harga yang terjangkau oleh tingkat konsumen.
e. Terdapat
pesaing atau tidak. Jika ada, peluang pasar apa yang belum diambil oleh
pesaing. Bagi usaha baru dan kecil lebih baik menggarap niche market.
2.
Tempat yang Tepat
Menempatkan barang dalam pasar yang
cocok. Misal, ditempat ramai dan dikunjungi orang seperti ditempat pariwisata,
pasar umum, dekat lalu lintas jalan raya, dan sebagainya.
3.
Banyak Barang yang
Dibutuhkan
Beberapa volume : barang atau jasa yang
dibutuhkan oleh konsumen rata- rata perhari (dengan perkiraan)
4.
Target yang hendak
Dicapai
Misal, untuk mengajr keuntungan, untuk
meraih pelanggan rutin, untuk meraih pelanggan temporer, atau hanya sekedar
laku terjual dalam rangka meraih konsumen baru.
5.
Fungsi – fungsi
Pemasaran Usaha Baru
Beberapa kegiatan dalam lingkup
pemasaran, yakni:
a. Pembelian
Pembelian merupakan
kegiatan membeli barang yang akan kita jual kembali. Kegiatan ini mencari
pemasok misal agem, produsen atau pedagang besar (grosir). Apabila dari
produsen langsung. Sebaiknya menanyakan alamat perusahaan yang menyediakan
barang – barang kepada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau lewat
media sosial dan majalah bisnis lain, jika bukan dari produsen langsung lebih
baik hubungi agen dan distributor terdekat.
b. Penyimpanan
(penggudangan)
Simpan barang – barang
dagangan sebaik mungkin, jangan sampai berubah bentuk, sifat, warna, ukuran,
dan standar kualitas
c. Sortir
dan pengemasan
Sortir dan pengemasan
dilakukan dalam bentuk dan warna yang menarik, aman dari perubahan bentuk,
warna, sifat, dan standar kualitas. Penempatan merek dagang juga harus
diperhatikan dengan cermat.
d. Penjualan
Penjualan berarti
menyajikan barang agar konsumen menjadi tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan
dapat dilakukan dengan cara :
1)
Langsung mendatangi
konsumen
2)
Menunggu kedatangan
konsumen
3)
Melayani pesanan dan
4)
Kontak produksi
Agar pembeli tertarik dan membeli barang, berusaha pelayanan
penjualan sebaik mungkin, misal,
1)
Mengelompokkan barang –
barang yang tahan lama dan cepat using/ rusak (tidak tahan lama). Letakkan
barang – barang yang diminati konsumen pada tempat yang paling mudah dijangkau.
2)
Memberikan kepastian
harga supaya konsumen dapat membandingkan dengan harga pesaing.
3)
Melayani konsumen
dengan cepat dan penuh keramahan.
2.4 KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
2.4.1
Dasar
Kompetensi
Kesinambungan
hidup perusahaan tergantung pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan
bersaing melalui strategi yang dimiliki. Colin Montgomery (1998:5), strategi perusahaan
adalah cara-cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan
koordinasi aktivitas multipemasaran.
Manajemen
perusahaan modern telah terjadi pergeseran strategi, dari strategi
memaksimalkan keuntungan pemegang saham (mencari laba perusahaan) menjadi
memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam perusahaan
(stakeholder), yaitu individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam
kegiatan perusahaan, bukan hanya pemegang saham, tetapi juga karyawan,
manajemen, pembeli, masyarakat, pemasok, distributor, dan pemerintah. Konsep
laba tidak dapat dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi perusahaan
untuk menciptakan manfaat bagi pemilik kepentingan.
Laba
perusahaan merupakan cermin dari kinerja manajemen strategis yang berhasil
memuaskan pemilik kepentingan. Tugas manajemen strategis adalah menciptakan
laba yang bias dipergunakan sebagai sumber dana untuk investasi dan
meningkatkan manfaat bagi pemilik kepetingan. Albert Widjaja (1993), laba
perusahaan merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran keberhasilan, tetapi
bukan tujuan akhir dari suatu perusahaan, karena jika tidak memperoleh laba,
maka perusahaan tidak dapat memberikan kenaikan gaji, membagikan dividen kepada
pemegang saham, memperluas usaha, dan membayar pajak (J.Supranto, 1993:5)
Teori
ekonomi mikro neoklasik dari mazhab Austria, dikemukakan bahwa perusahaaan
dapat memperoleh keuntungan jika memiliki keunggulan yang unik untuk
menghindari persaingan sempurna. Schumpeter (1934), keuntungan hanya dapat tercipta
dari penemuan yang dilakukan wirausaha. Penemuan para wirausaha dapat
menciptakan keuntungan melalui penemuan cara-cara baru dalam memberi pelayanan
terbaik kepada pelanggan. Menurut Richard A. D'Aveni (1994:253), penemuan para
wirausaha merupakan hasil dari proses kreatif yang dinamis dari para pencipta
berusaha menciptakan ketidakseimbangan pasar, karena wirausaha menciptakan
barang-barang baru dan berbeda serta menciptakan nilai di pasar.
Selain
mazhab neoklasik, beberapa ahli para ekonomi dan manajemen tahun 1980-an hingga
1990-an mengemukakan berbagai pandangan tentang bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari persaingan. Michael Porter (1980) terkenal dengan teori strategi bersaing (competitive strategy), mengemukakan bahwa perusahaan harus menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat (bargaining power) dalam persaingan. Menurut teori strategi dinamis dari Porter (1991). perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi yaitu:
1990-an mengemukakan berbagai pandangan tentang bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari persaingan. Michael Porter (1980) terkenal dengan teori strategi bersaing (competitive strategy), mengemukakan bahwa perusahaan harus menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat (bargaining power) dalam persaingan. Menurut teori strategi dinamis dari Porter (1991). perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi yaitu:
Tujuan
perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (seperti produksi dan
pemasaran)harus secara kolektik memperlihatkan posisiposisi terkuat di pasar.
Tujuan dan kebijakan tersebut
ditumbuhkan berdasarkan kekuatan perusahaan serta diperbarui terus (dinamis)
perubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
Perusahaan
harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai pendorong untuk
menjalankan perusahaan, missal dengan “reputasirendah” dan biaya produksi yang
rendah. Kompetensi khusus ini dikembangkan terus secara dinamis, jika tidak
diubah maka tingkat keuntungan
perusahaan bisa menurun.
Perusahaan
harus menciptakan daya saing khusus untuk memperkuat posisi tawar-menawar dalam
persaingan, serta untuk menampung tuntutan persaingan di pasar yang berasal dari
para pemasok, pembeli, ancaman pendatang baru, produk pengganti, dan tantangan
gencar lain dari pesaing. Berdasarkan strategi ini, perusahaan mencari pasar
kuat berbiaya rendah yang harus menjadi senjata utama dalam persaingan.
Mintzberg (1990) dalam teori "design school perusahaan harus mendesain
strategi perusahaan yang cocok antara peluang dan ancaman eksternal dengan
kemampuan internal yang memadai dan berpedoman pada pilihan
alternatif dari "strategi besar" (grand strategy), kemudian didukung dengan menumbuhkan kapasitas inti yang merupakan kompetensi khusus dari pengelolaan sumber daya perusahaan. Kompetensi tersebut diciptakan melalui strategi generik milik Porter, seperti strategi biaya rendah, diferensiasi, dan fokus serta didukung oleh nilai-nilai budaya yang relevan. Teori kompetensi inti sebenarnya sering dikemukakan para ahli sepertiGary Hamel, C. K. Prahalad, dan H. Mintzberg.
alternatif dari "strategi besar" (grand strategy), kemudian didukung dengan menumbuhkan kapasitas inti yang merupakan kompetensi khusus dari pengelolaan sumber daya perusahaan. Kompetensi tersebut diciptakan melalui strategi generik milik Porter, seperti strategi biaya rendah, diferensiasi, dan fokus serta didukung oleh nilai-nilai budaya yang relevan. Teori kompetensi inti sebenarnya sering dikemukakan para ahli sepertiGary Hamel, C. K. Prahalad, dan H. Mintzberg.
Gary
Hamel dan C. K. Prahalad dalam karyanya "Competing for the Future" (1994) mengemukakan beberapa
definisi kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kompetensi
inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan daiam serangkaian produk atau jasa.
2. Kompetensi inti adalah sekumpulan keterampilan dan
teknologi yang dimiliki perusahaan untuk bersaing.
3. Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan
perusahaan memberikan manfaat fundamental kepada pelanggan.
4. Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan
suatu keunikan bersaing dan memberikan kontribusi terhadap nilai dan biaya
konsumen.
Menurut
Mahoney dan Pandian (1992), untuk menghadapi persaingan yang semakin kompleks
dan krisis eksternal, perusahaan kecil dapat menggunakan teori :sttategi
berbasis sumber daya” (resource-based
strategy). Teori ini dinilai potensial untuk memelihara keberhasilan
perusahaan ketika berada dalam situasi eksternal yang bergejolak, misal dalam
keadaan krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia seperti saat ini,
mengutamakan pengembangan kapabilitas internal yang unggul, tidak transparan,
sukar ditiru oleh pesaing, memberi daya saing jangka panjang yang melebihi
tuntutan pasar saat ini, dan kebal terhadap resesi. Sumber daya perusahaan
berupa tanah, teknologim tenaga kerja (termasuk kapabilitas dan pengetahuan),
modal, dan kebiasaan rutin dapat dikelola secara khusus untuk memperoleh
keuntungan yang terus-menerus dari pesaingan. Menurut “teori berbasis sumber
daya” (resource-based theory) yang dikutip oleh Schoemaker
(1980), pusat perhatian perusahaan dalam menciptakan keunggulan daya saing
untuk mencri keuntungan besar yang dikemukakan Poter (1985) merupakan startegi
jangka pendek dan statis, karena untuk meraih keuntungan berkesinambungan yang
diperlukan adalah daya saing jangka panjang (Albert Wijaya, 1993:47). Meraih
keuntungan berkesinambungan perusahaan berusaha mencari dan menumbuhkan
kapabilitas khusus dari semua sumber daya yang belum dimanfaatkan secara
optimal dan dapat diubah menjadi peluang produktif yang unik, diantaranya
melalui pencarian ide-ide baru atau wawasan manajemen yang lebih luas secara
terus-menerus. Perusahaan dapat meraih keuntungan melalui penggunaan sumber
daya yang lebih baik, diantaranya dengan :
1. Pola
organisasi dan administrasi yang baik.
2. Perpaduan
asset fisik berwujud seperti sumber daya manusia dana lam, serta asset tidak
berwujud seperti kebiasaan berfikir kreatif (Penrose, 1985) dan keterampilan
manajerial.
3. Budaya
perusahaan.
4. Proses
kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru.
Teori
strategi dinamis maupun strategi berbasis sumber daya, sangat relevan jika
diterapkan dalam pembangunan perusahaan kecil di Indonesia yang dihadapkan pada
persaingan bebas dan krisis ekonomi berkepanjangan seperti saat ini. Perhatian
utama diletakkan pada keunggulan daya saing untuk menciptakan nilai tambah
tinggi melalui potensi sumber daya alam (local) yang ada dan kapabilitas sumber
daya manusia dibekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi.
Menggunakan startegi berbasis sumber daya, dunia usaha Indonesia akan bangkit
dan berusaha untuk menciptakan kapabilitas khusus dari sumber daya internal
perusahaan serta tidak dari sumber daya internal perusahaan serta tidak lagi
terlalu mengandalkan startegi kekuatan pasar seperti monopoli dan fasilitas
pemerintah. Perusahaan kecil bias tumbuh cepat bila berani berpikir kreatif dan
mengetahui cara mengembangan sumber daya internal secara kreatif.
Konteks
persaingan global, perusahaan kecil harus mengalihkan strategi pada penggunaan
sumber daya internal. Strategi
pengembangan perusahaan mengarahkan pada keahlian khusus secara internal
yang bias menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa produksi. Kondisi
ini dapat dilakukan melalui pangsa produksi (manufacturing share), yaitu perusahaan yang muncul pada berbagai
produk dan mempunyai berbagai komponen penting yang sama serta tidak mencari
pangsa pasar pada produk konsumen akhir seperti masa lalu. Strategi berbasis sumber daya ini menurut Albert Widjaja
(1993:47), lebih murah dan ampuh karena usaha kecil bisa dimanfaatkan sumber
daya alam dan tenaga kerja lokal.
Berdasarkan
teori berbasis sumber daya dapat disimpulkan bahwa, dalam konteks persaingan
bebas, pelaku wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan usaha. Strategi
pengembangan perusahaan, baik yang baru maupun yang sudah lama harus mengarah
pada penggunaan sumber daya internal dengan mengarah pada keahlian khusus yang
bisa menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa pasar produk pada produ
konsumen akhir. Wirausaha dapat lebih berkembang dalam persaingan lokal, nasioanl,
maupun internasional. Grant (1991) yang dikutip oleh Albert Wijaya (1994),
terdapat beberapa langakh yang dapat digunakan untuk mengembangakn strategi
berbasis sumber daya, antara lain:
1.
Mengidentifkasi dan mengklasifikasi sumber daya berupa:
a. Teknologi
b. Kapabilitas karyawan
c. Paten dan merek
d. Kemampuan keuangan
e. Kecanggihan pemasaran
f. Pelayanan pelanggan.
Lebih
lanjur, sumber daya tersebut diklasifikasikan :
a. Sumber daya finansial
b. Sumber daya fisik
c. Sumber daya manusia
d. Sumber daya teknologi
e. Sumber daya reputasi organisasi.
2.
Mengidentifikasi
dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas. Kapabilitas diartikan sebagai apa
yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui kerja sama, tim untuk
mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas
tersebut mengintegrasikan ide baru, keterampilan, dan pengetahuan lain yang
menjadi kunci berpikir kreatif.
3.
Menyotir dan
mengembangkan kapabilitas untuk diterapkan dipasar guna mencapai keuntungan
tinggi secara berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi. Tahap ini,
kapabilitas perlu dipertahankan dalam hal:
a. Daya tahan, yaitu perlu untuk diperbarui atau
dimodifikasi dengan mencari pengetahuan dan ide-ide baru.
b. Tidak boleh transparan, yaitu dengan mengembangkan
kapabilitas yang beragam dan tidak menggantungkan salah satu sumber kapabilitas
sehingga sulit diamati atau direkonstruksi oleh orang lain.
4.
Memformulasikan
strategi pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas seefektif mungkin pada
semua kegiatan manajemen. Sementara itu, perusahaan harus mempelajari perkembangan
manajemen dan kemungkinan-kemungkinan masa depan untuk mempertahankan daya
saing perusahaan secara berkesinambungan.
2.4.2
Stategi Bersaing
Konsep
strategi pemasaran terdapat istilah (marketing
mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu :
1.
Barang dan jasa (product)
2.
Harga (price)
3.
Tempat (place)
4.
Promosi (promotion)
Kewirausahaan memiliki 4P ditambah dengan satu P, yaitu probe (penelitian dan pengembangan)
sehingga menjadi 5P. Riset pemasaran selalu menambahkan probe pada awal sehingga
urutan bauran pemasaran menjadi:
1. Penelitian dan pengembangan (probe)
2. Barang dan jasa (product)
3. Harga (price)
4. Tempat (place)
5. Promosi (promotion)
Penelitian
dan pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama karena memiliki
keterkaitan dengan kreativitas daninovasi, didalamnya
tercakup penelitian dan pengembangan produk, harga, tempat, dan promosi.
Wirausaha berkembang dan berhasil karena memiliki kemampuan penelitian dan
pengembangan yang memadai sehingga tercipta barang-barang yang bernilai dan
unggul di pasar. Manajemen strategi yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P sama
artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan),
pola (patern), posisi (position), perspektif (perspective), dan permainan atau taktik
(play).
- Strategi Perencanaan
Konsep strategi tidak
lepas dari aspek perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk
mencapai tujuan di masa depan, tetapi tidak selamanya strategi adalah
perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi menyangkut juga
segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya, misal pola-pola perilaku bisnis
yang telah dilakuka di masa lampau. Contoh, McDonald’s selama bertahun-tahun
telah memegang teguh dan secara
konsisten melaksanakan prinsip kualitas, pelayanan, dan kebersihan, ini menjadi
kunci strategi perusahaan McDonald’s. Mercedes sejak awal secara konsisten
menjual mobil untuk segmen pasar tingkat atas atau yang disebut dengan high-end strategy.
- Strategi Pola
Menurut Mintzberg,
strategi adalah pola yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa
depan, atau disebut juga sebagai realized
strategy karena telah dilakukan oleh perusahaan.
- Strategi Posisi
Definisi strategi ketiga
menurut Mintzberg strategi adalah posisi yaitu memosisikan produk tertentu ke
pasar tertentu. Perusahaan rokok Marlboro dan Sampoerna Mild merupakan
perusahaan rokok yang paling serius mempromosikan produk di Indonesia.
Masing-masing mempunyai strategi posisi yang berbeda di pasaran. Marlboro
memosisikan diri sebagai rokok kaum pria sejati yang menyukai tantangan alam
seperti digambarkan melalui iklan-iklan, sedang A Mild lebih ditujukan kepada
kaum muda sehingga produk rokok dibuat berkadar tar dan nikotin ringan.
Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah, yaitu ke
satu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat
ke luar yaitu menuju berbagai aspek lingkungan eksternal.
- Strategi Perspektif.
Strategi keempat adalah
perspektif. Jika dalam perspektif kedua dan ketiga cenderung melihat ke bawah
dan ke luar, maka sebaliknya dalam perspektif cenderung lebih melihat ke dalam,
yaitu ke dalam organisasi, dan ke atas, yaitu melihat visi utama dari
perusahaan.
- Strategi Permainan
Strategi adalah suatu
manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merek, misal
meluncurkan merek kedua agar posisi tetap kukuh dan tidak tersentuh karena
merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan merek kedua tadi.
Tedapat beberapa teori
yang membahas strategi dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen serta
digunakan oleh para manajer dalam perusahaan besar dan oleh wirausaha dalam
perusahaan kecil untuk mempertahankan perusahaan. Teori-teori tersebut secara
ringkas akan dibahas sebagai berikut.
2.4.3
Strategi Generik dan
Keunggulan Bersaing.
Dalam karyanya paling
terkenal Competitive Strategy,
Michael P. Porter (1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat
digunakan perusahaan untuk dapat bersaing.
Beberapa aspek inti dari
teori Porter adalah:
- Persaingan merupakan inti keberhasilan dan
kegagalan, berarti keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian
perusahaan untuk dapat bersaing. Tanpa berani bersaing, keberhasilan tidak
mungkin dapat diperoleh (Porter, 1997:1). Strategi bersaing dimaksudkan
untuk mempertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika
menghadapi persaingan.
- Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu
diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan
bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan
strategi generik (biaya rendah, diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai
dan mempertahankan keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing menyangkut
bagaimana suatu perusahaan benar-benar menerapkan strategi generik dalam
kegiatan praktis.
- Dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya
rendah dan diferensiasi. Semua keunggulan bersaing ini berasal dari
struktur industri. Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya rendah
memiliki kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang lebih efisien
dibanding dengan pesaing. Sedang diferensiasi adalah kemampuan untuk
menghasilkan barang dan jasa unik serta memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli dalam
bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lain.
- Kedua jenis dasar keunggulan bersaing menghasilkan
tiga strategi generik (Porter, 1997:11-13), yaitu:
a.
Biaya rendah, strategi ini mengandalkan keunggulan biaya
yang relatif rendah dalam menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya
berasal dari:
1)
Pengerjaan berskala ekonomis
2)
Teknologi milik sendiri
3)
Akses preferensi ke bahan baku
b.
Diferensiasi, strategi berasal dari kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dalam industri dan dalam semua
dimensi umum yang dapat dihargai oleh konsumen. Diferensiasi dapat dilakukan
dalam beberapa bentuk, antara lain:
1)
Diferensiasi produk
2)
Diferensiasi sistem penyerahan/penyampaian produk
3)
Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran
4)
Diferensiasi dalam peralatan dan konstruksi
5)
Diferensiasi dalam citra produk
c.
Fokus, strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam
segmen sasaran pasar tertentu meski tidak memiliki keunggulan bersaing secara
keseluruhan. Terdapat dua fokus, yaitu:
1)
Fokus biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan
biaya dalam segmen sasaran.
2)
Fokus diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan
diferensiasi dalam segmen sasaran, yaitu pembeli dengan pelayanan paling baik
dan berbeda dengan yang lain.
Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi generik pada dasarnya merupakan
pendekatan yang berbeda untuk menciptakan keunggulan. Melalui keunggulan
bersaing, perusahaan dapat memiliki kinerja diatas rata-rata industri lain.
Keunggulan bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat tampil di atas
rata-rata.
2.4.4
Strategi The New 7-S’s (D’Aveni)
Mahoney dan Pandian
(1992) dari mazhab strategi berbasis sumber daya, Richard A. D’Aveni (1994:253)
mengemukakan bahwa konsep keuntungan neoklasik maupun konsep strategi dinamis
dari Porter (1991) memiliki orientasi jangka pendek yang bersifat statis.
Seiring dengan perubahan global, yang diperlukan saat ini adalah strategi
jangka panjang yang dinamis, seperti diungkapkan oleh Richard A. D’Aveni
(1994:253): “Today’s cause of high
performance will not work tomorrow, making it difficult to find generic or
sustainable strategies that are associated with high performance. Only
entrepreneurial discovery of new opportunities and creative destruction of
opponent’s, advantages create profit.”
Menghadapi kondisi
semakin dinamis seperti sekarang ini, Richard A. D’Aveni (1994:243)
mengemukakan suatu ide dasar bahwa perusahaan harus menekankan strategi yang
berfokus pada pengembangan kompetensi inti, pengetahuan, dan keunikan aset
tidak berwujud untuk menciptakan keunggulan. Sehingga, D’Aveni mengajukan tujuh
kunci keberhasilan perusahaan dalam lingkup persaingan yang sangat dinamis
dikenal dengan “The New 7-S’s.”Konsep
“The New 7-S’s” ini meliputi
pokok-pokok dasar sebagai berikut:
- Superior stakeholder
satisfaction.
Strategi yang pertama
dari New 7-S’s ini bertujuan
memberikan kepuasan jauh di atas rata-rata kepada orang-orang yang
berkepentingan terhadap perusahaan, tidak hanya pemegang saham, namun juga
pemasok, karyawan, manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitar.
Memberi kepuasan kepada setiap pemilik kepentingan tersebut, maka kinerja
perusahaan akan semakin tinggi. Contoh, pemasok bahan baku akan mempertinggi
kualitas pasokan karena mendapatkan manfaat perusahaan, karyawan akan lebih
semangat dan tinggi produktivitasnya karena mesara puas dengan gaji yang
diberikan oleh perusahaan, manajer dan pimpinan perusahaan semakin bersemangat
karena mendapat kepuasan bekerja, pemegang saham lebih banyak menanamkan modal
karena mendapat keuntungan dari investasi, konsumen akan bertambah jumlahnya dan
menyebarluaskan reputasi perusahaan karena puas dengan produk yang ditawarkan
perusahaan, masyarakat dan pemerintah sangat mendukung karena merasakan manfaat
kehadiran perusahaan dalam penyediaan lapangan pekerjaan, kontribusi pajak, dan
sebgainya.
- Soothsaying.
Strategi yang kedua ini
berfokus pada sasaran, perusahaan mencari posisi tepat bagi produk dan jasa
yang dihasilkan.
- Positioning for
speed.
Strategi dalam
memosisikan perusahaan secara cepat di pasar. Perusahaan segera
mengomunikasikan produk yang dihasilkan ke pasar agar segera dikenal konsumen.
- Positioning for
surprise.
Membuat posisi
mencengangkan melalui barang dan jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta
memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen menyukai barang dan jasa yang
diciptakan perusahaan.
- Shifting the role of
the game.
Strategi kelima adalah
mengubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing
terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda.
- Signaling strategic
intent.
Strategi keenam adalah
mengutamakan perasaan. Kedekatan dengan para karyawan, relasi dan konsumen
merupakan strategi yang ampuh untuk meingkatkan kinerja perusahaan.
- Simultanous and
sequential strategic thrusts.
Strategi ketujuh adalah
mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak strategi secara simultan
dan berurutan melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi kepuasan
kepada konsumen.
Kunci utama The New 7-S’s adalah menggunakan
inisiatif untuk merebut persaingan. Menurut D’Aveni, The New 7-S’s menyangkut penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda
untuk masa yang akan datang. Strategi ini dimaksudkan untuk membatasi strategi
dinamis yang dimiliki oleh pesaing. Konsep “creating
a new and different future” dikemukakan oleh D’Aveni identik dengan konsep
“ability to create the new and different”
kewirausahaan yang dikemukakan oleh Drucker (1969:61).
D’Aveni mengelompokkan New 7-S’s di atas menjadi tiga kelompok
yang sangat efektif untuk mengganggu pasar serta meliputi visi, kemampuan, dan
taktik. Kerangka kerja The New 7-S’s
berdasar pada strategi penemuan dan pengembangan keunggulan melalui ganggungan
pasar, bukan berdasarkan keunggulan yang berkesinambungan dan keseimbangan yang
sempurna. Sebagai ilustrasi, uraian ketiga faktor tersebut tampak dalam Tabel
dibawah. Ketiga faktor saling berhubungan dan bekerja sama mengembangkan visi,
kapabilitas, dan taktik untuk menciptakan gangguan pasar. Tujuan dari The New 7-S’s adalah menciptakan
gangguan melalui penciptaan keunggulan-keunggulan baru yang berkesinambungan.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1
Profil Usaha
3.1.1 Sejarah usaha
ARCHIPELAGO
merupakan suatu usaha industri dalam bidang produksi tas yang didirikan oleh
Bapak Hariyono sejak tahun 2001, terletak di Desa Gulang RT 5 / RW 2 Mejobo,
Kudus. Sebelum merintis usahanya, beliau pernah bekerja di pabrik garmen di
daerah Tangerang pada tahun 1996, akan tetapi setelah menikah, beliau
memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan kembali ke Kudus.
Pada
saat masih pelajar, setelah pulang sekolah beliau juga sering ikut membantu
tetangganya yang memiliki usaha memotong dan menjahit tas. Namun setelah lulus
dari MA, beliau tidak lagi melanjutkan membantu menjahit lagi karena kurang
nyaman dan merasa sering bosan.
Dengan
bekal serta ilmu yang didapat pada pekerjaannya dulu, keterampilan waktu
pelajar, serta dukungan dari lingkungan tetangga dan tentu saja dukungan dari
istri, maka dengan tekad dan keyakinan beliau akhirnya memberanikan dirinya
untuk merintis usaha ARCHIPELAGO.
3.1.2 Ijin Usaha
Berdasarkan Perda Kabupaten Kudus Nomor 6 Tahun 2002
Tentang Retribusi Izin Bidang Industri sebagai mana diubah dengan Perda Kabupaten Kudus Nomor 7 Tahun 2006
Tentang Perubahan atas Perda sebelumnya, UD. ARCHIPELAGO, telah tercatat di Surat Tanda Daftar Industri Nomor 534/09/10.3/2008. (terdapat di
lampiran)
UD. ARCHIPELAGO jugamemiliki SURAT
IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) KECIL dan
TANDA DAFTAR PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERORANGAN yang berlaku sejak tanggal 24 Januari 2008. (terdapat di lampiran).
3.2
Pemasaran
Pemasaran produk ARCHIPELAGO, dipasarkan
daerah Semarang, Solo, Magelang, Surabaya, Malang, Jember, namun seiring
berjalannya waktu pernah mengikuti bazar yang diadakan di Alun – Alun Simpang 7
Kudus. Mulai sejak itulah banyak pesanan yang dating dari kantor – kantor dan
dikenal oleh dinas terkait. Produk ARCHIPELAGO juga pernah dipasarkan di NTT,
akan tetapi sekarang sudah tidak dikarenakan terkendala tentang pengiriman dan
harga.
3.2.1
Strategi Pemasaran
Pada
awal produksi, Bapak Hariyanto selaku
pemilik mulai menjual produk tasnya masih
dengan cara tradisional yaitu dijual sendiri juga ke pasar – pasar tradisional
serta menitipkan produknya kepada teman yang sudah punya pasar yang jelas, ada
di daerah Magelang, Solo, Salatiga dan Semarang. Beliau menjual produknya
secara eceran karena, karenapadasaatitubelum dapat menghasilkan produk yang
banyak serta belum terkenalannya produk ARCHIPELAGO.
Seiring
berjalannya waktu, sekitar 5 tahun menanti dengan bekal pengalaman yang
diperoleh Bapak Hariyono maka mulai dikenallah produk tas ARCHIPELAGO. Semakin
banyak pesanan semakin bertambah pula jumlah karyawan dan juga perlatan
produksi yang dimiliki oleh ARCHIPELAGO, serta pasar mulai melebar sampai
Surabaya, Malang, Jember.
Untuk pemasaran secara online pernah dilakukan UD.
ARCHIPELAGO namun, sekarang terhenti dikarenakan Jika dipasarkan melalui online,
permintaan hanya eceran 1 maupun 2
barang saja,
hal ini
yang tidak diterapkan oleh ARCHIPELAGO. Akan
tetapi, ada pula orang yang menjual barangnya lewat online, bias juga disebut reseller.
3.2.2
Bauran Pemasaran
1.
Penelitian dan
Pengembangan Pasar
ARCHIPELAGO selalu melakukan survai
pasar dengan cara melihat langsung ke lapangan, hal ini dilakukan bertujuan
untuk mengetahui selara masyarakat ataupun konsumen terhadap model ataupun
disain terhadap produk tas yang diproduksi, supaya tinggal ketinggalan trend model dan terus mengikuti
perkembangan melalui internet, lingkungan sekitar, dll.
2.
Berorientasi pada
Konsumen
Pada kasus UD ARCHIPELAGO,
produsen lebih berorientasi pada pelanggan yang membelinya dalam bentuk
grosiran, dikarenakan distribusi yang
dilakukan merupakan saluran distribusi secara
langsung mengirim produknya pada grosir – grosir, ada juga pihak grosir yang
datang langsung untuk mengambil produk ARCHIPELAGO ke tempat Bapak Hariyono.
3.
Kualitas
Ditengah persaingan industri kecil
dibidang tas yang semakin ketat, pilihan yang masih mungkin dikerjakan dengan
stabil adalah produk-produk yang berkualitas tinggi. Sebab pangsa pasar produk
ini masih stabil dengan kalangan bawah sampai menengah ke atas. Sedangkan
produk misal dengan kualitas lebih rendah semakin terdesak dengan produk luar
daerah, bahkan luar negeri.
4.
Kenyamanan
Pelanggan dapat dinyamankan
dengan sistem pelanggan dapat memilih atau menentukan desain produk yang
dipesannya. Selain itu, pelanggan dapat memilih kualitas bahan bakunya dan
dapat nego terkait harga dengan penjual. Selain dalam segi produk, kenyamanan
pelanggan juga dapat tercipta dari saluran distribusi yang digunakan penjual
yaitu secara langsung atau grosir. Hal ini, tentu akan menekan biaya yang
digunakan.
5.
Inovasi
Pada kasus di UD ARCHIPELAGO
ini sebagai UMKM yang memproduksi tas, tentu inovasi dibutuhkan demi
terjalankannya usaha dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, adapun upaya
untuk tetap eksis UD. ARCHIPELAGO
menerapkan pengembangan desain produk
Pembuatan disain produk ARCHIPELAGO,
yang berupa tas sekolah dapat bersumber dari berbagai aspek, misalnya: untuk
tas dapat digali dan modifikasi berbagai jenis tas, ide kartun atau robot dan
bentuk yang sederhana tapi elegan. Dalam
pembuatan desain tas disini tidak menuntut kemungkinan pemilik usaha saja,
melainkan karyawannya semua boleh dan
bisa menuangkan ide mereka masing-masing. Karena
memang dalam bekerja dituntut untuk selalu meningkatkan kreatif.
Produk ARCHIPELAGO juga menerapkan
sistem ATM, yaitu Tiru, Amati, Modifikasi. Biasanya Beliau melihat model dari
internet ataupun dari pejalan kaki yang mmemakai tas, lalu difoto. Pembuatan
desain di ARCHIPELAGO selalu menyesuaikan
perkembangan zaman dan keinginan pelanggan.
6.
Kecepatan
Kecepatan produk sampai ke
pasar relatif cepat, dikarenakan Setiap hari ARCHIPELAGO
selalu memproduksi tas agar mempunyai stok, agar mempermudah karyawan apabila
ada pesanan banyak serta mendadak.
7.
Pelayanan dan
Kepuasan Pelanggan
Untuk saat ini ARCHIPELAGO
hanya melayani permintaan pasar dalam kapasitas besar dan tidak menerima dalam
bentuk eceran. Untuk masalah penjualan barang,
ARCHIPELAGO lebih tertarik menjual dan mengirim kepada para penggrosir,
daripada ke pedagang pasar. Distribusi yang dilakukan secara langsung mengirim
produknya pada grosir – grosir, ada juga pihak grosir yang datang langsung
untuk mengambil produk ARCHIPELAGO ke tempat Bapak Hariyono.
Kepuasan pelanggan terhadap
produk ARCHIPELAGO masih tergolong tinggi. Dengan harga yang relatif murah
didukung kualitas yang mumpuni, membuat pelanggan puas akan produknya. Jika
tidak pelanggan tidak puas, maka ARCHIPELAGO tentu sudah tutup.
8.
Produk
Produk (product) adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatian, diminta, dibeli,
disewa, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2004: 22).
ARCHIPELAGO mempunyai banyak memproduksi
macam pilhan tas, mulai dari anak – anak, PAUD, hingga anak SMP.
3.3 MENENTUKAN HARGA
3.3.1 Strategi Pemasaran
1.
Penetrasi pasar
Di UD ARCHIPELAGO melakukan
penetrasi pasar dengan melakukan promosi dengan menggunakan konsep word of mouth , dimana hanya dilakuakn
dari mulut ke mulut. Tidak ada strategi khusus saat ini, hanya saja ketika
usaha awal berdiri, peilik usaha memasarkan produknya sendiri dan menawarkan
produknya langsung kepada calon pelanggan di pasar-pasar.
2.
Pengembangan pasar
Di UD ARCHIPELAGO ini,
melakukan pengembangan pasar dengan cara pengembangan merek. Dimana merek menurut
(Kotler dan Armstrong, 2008:275) adalah nama, istilah, tanda, lambing atau
desain atau kombinasi dari semuanya ini yang memperlihatkan identititas produk
atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu
dari produk pesaing.
Produk dari ARCHIPELAGO mempunyai beberapa nama
merek, yaitu ada noecel dan nirvana. Beliau melakukan hal ini disebabkan
mengikuti pasar, apabila merek itu sudah lama maka akan diganti lagi dengan
nama merek yang lain. Nama merek bisa bertahan lama apabila produknya disukai
oleh para pembeli.
3.
Pengembangan produk
Pengembangan produk dalam usaha
mengengah kecil adalah hal yang mutlak perlu diutamakan agar produk yang
dihasilkan tidak statis (tidak berubah) dan menyebabkan kejenuhan pasar.
Pengembangan produk industri kecil menengah, seperti usaha tas yang paling
penting yaitu adanya peningkatan mutu desain. Produk ARCHIPELAGO dapat
melakukan beberapa tahapan, yaitu pembuatan desain dan survei pasar, pemasaran.
4.
Segmentasi pasar
UD ARCHIPELAGO menerapkan
segmentasi pasar hanya kepada pelanggan atau konsumen tingkat 1 dimana, mereka
membeli produk ARCHIPELAGO dalam bentuk grosiran dan tidak eceran. Biasanya
mereka adalah pegangan, nantinya produk ARCHIPELAGO yang mereka beli akan
dijual kembali.
3.2.3
PENENTUAN HARGA
ARCHIPELAGO
mempunyai banyak memproduksi macam pilhan tas, mulai dari anak – anak, PAUD,
hingga anak SMP. Desain dari ARCHIPELAGO sangat menarik dan mempunyai bentuk
yang sangat sederhana. Untuk masalah harga, tas – tas produk ARCHIPELAGO ini
sangat bermacam – macam, mulai dari harga Rp. 450.000,- sampai dengan Rp.
700.000,- per lusinnya. Tarif harga
berdasarkan harga bahan baku,tenaga kerja, dll.
Bermula
dari berjualan eceran ke pasar – pasar tradisional, sekarang menjual secara
berskala besar atau yang sering disebut grosir. Pemasaran produk ARCHIPELAGO,
dipasarkan daerah Semarang, Solo, Magelang, Surabaya, Malang, Jember, namun
seiring berjalannya waktu pernah mengikuti ating yang diadakan di Alun – Alun
Simpang 7 Kudus. Mulai sejak itulah banyak pesanan yang ating dari kantor –
kantor dan dikenal oleh dinas terkait. Produk ARCHIPELAGO juga pernah
dipasarkan di NTT, akan tetapi sekarang sudah tidak dikarenakan terkendala
tentang pengiriman dan harga. Harga disini maksudnya kedua pihak sering tidak
saling menemui kecocokan. Misalnya dari pihak ARCHIPELAGO sudah menetapkan
dengan harga Rp. 500.000,- tapi pihak sana dipotong, hanya menyutujui harga Rp.
400.000,-.
3.4 PERLUASAN USAHA
Sebelum
memperluas usaha, yang perlu dilihat adalah kemampuan teknologi dan daya
inovasinya, selain itu perkembangan ekonomi secara lebih luas mengakibatkan
tingkat daya saing tertinggal dibandingkan dengan iasa-negara tetangga kita
seperti misalnya Cina.
Dengan
berkembangannya usaha serta semakin banyak pesanan yang diterima pasti perluasan itu ada, dari segi tempat
saat ini Beliau sudah mempunyai rumah produksi
sendiri untuk semua aktivitas usaha ARCHIPELAGO. Dari segi penjualan,
sebenarnya ingin untuk memperluas pasar, akan tetapi terkendala dengan
ketenagakerja. Karena nantinya pasti pesanan semakin banyak, dengan hanya 15
karyawan itu tidak ias memenuhi permintaan para grosir, apabila menambah
karyawan baru pasti juga harus menambah modal untuk menggajinya.
Hambatan
– hambatan yang dihadapi sebagai berikut:
1. Karyawan
Dengan
sedikit karyawan yang dimiliki, maka tidak ias menghasilkan produk yang begitu
banyak.
2. Modal
Kalau
modal memang ias hutang kepada Bank, namun Beliau tidak mau mengambil risiko
apabila tidak sesuai dengan ekspetasinya.
3. Teknolgi
Pemasaran
Di
era modernseperti sekarang ini, yang
semua ias dilakukan melalui internet. Namun ARCHIPELAGO belum menggunakan
kecanggihan teknologi sebagai sarana berpromosi maupun berjualan.
4. Kualitas
Produk
Masih
kalah dengan produk tas dari Negara lain.
Meskipun masih banyaknya hambatan-hambatan yang dialami Bapak
Hariyono selaku pemilik UD. ARCHIPELAGO namun, dia juga
mempunyai keinginan untuk meng-ekspor
produk ARCHIPELAGO, namun Beliau mengukur kemampuan dirinya sendiri itu belum bisa untuk bersaing.
Apabila ingin mengikuti MEA, produksi tas ARCHIPELAGO harus dituntut dan
mempunyai kualitas yang bagus lagi supaya ias bersaing dengan produk dari
Negara lain. Sedangkan produk ARCHIPELAGO masih secara tradisional, dari segi
cara memotong kain, model, serta pemasarannya.
Selain
itu bahan – bahan yang diambil juga masih import
dari luar, di Indonesia masih mematok harga yang mahal. Terkadang bahan
yang diperoleh dari import ada yang
bagus dan juga ada pula yang jelek. Bahwa bahan import itu berasal dari Negara Cina, padahal disana memproduksi tas
sendiri juga. Namun Beliau masih membeli bahannya dari sana, makanya produk ARCHIPELAGO
kalah bersaing dari harga dan kualitas yang bermacam – macam dengan Negara
Cina.
3.5 KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
3.5.1 Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing
Dalam
berwirausaha, pelaku usaha pasti memiliki
kompetensi khusus terkait kewirausahaan. Selain itu, kompetensi tersebut
nantinya akan dijadikan strateginya agar produk mampu diterima di pasar, bahkan
mampu menjadi pemenang pasar atau bisa disebut dengan market leader dalam jenis produk tersebut.
Adapun usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pelaku usaha
ARCHIPELAGO, sebagai berikut:
(1)
Pengembangan
Produk
Pengembangan
adalah kegiatan dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang bertujuan
memanfaatkan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk
meningkatkan fungsi, manfaat dan menciptakan teknologi baru.
Produk
(product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatian, diminta, dibeli, disewa, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2004:
22).
Pengembangan
produk dalam usaha mengengah kecil adalah hal yang mutlak perlu diutamakan agar
produk yang dihasilkan tidak statis (tidak berubah) dan menyebabkan kejenuhan
pasar. Pengembangan produk industri kecil menengah, seperti usaha tas yang
paling penting yaitu adanya peningkatan mutu desain. Produk ARCHIPELAGO dapat
melakukan beberapa tahapan, yaitu pembuatan desain dan survei pasar, pemasaran.
(2)
Pembuatan
Desain
Pembuatan
disain produk ARCHIPELAGO, yang berupa tas sekolah dapat bersumber dari
berbagai aspek, misalnya: untuk tas dapat digali dan modifikasi berbagai jenis
tas, ide kartun atau robot dan bentuk yang sederhana tapi elegan. Dalam pembuatan desain tas disini tidak menuntut
kemungkinan pemilik usaha saja, melainkan karyawannya semua boleh dan bisa menuangkan ide mereka
masing-masing. Karena memang dalam bekerja
dituntut untuk selalu meningkatkan kreatif.
Produk
ARCHIPELAGO juga menerapkan sistem ATM, yaitu Tiru, Amati, Modifikasi. Biasanya
Beliau melihat model dari internet ataupun dari pejalan kaki yang mmemakai tas,
lalu difoto. Pembuatan desain di ARCHIPELAGO selalu menyesuaikan perkembangan zaman dan keinginan pelanggan.
(3) Survai Pasar
ARCHIPELAGO
selalu melakukan survai pasar dengan cara melihat langsung ke lapangan, hal ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui selara masyarakat ataupun konsumen
terhadap model ataupun disain terhadap produk tas yang diproduksi, supaya
tinggal ketinggalan trend model dan
terus mengikuti perkembangan melalui internet, lingkungan sekitar, dll.
(4) Pemasaran
Pemasaran
produk ARCHIPELAGO, dipasarkan daerah Semarang, Solo, Magelang, Surabaya,
Malang, Jember, namun seiring berjalannya waktu pernah mengikuti bazar yang
diadakan di Alun – Alun Simpang 7 Kudus. Mulai sejak itulah banyak pesanan yang
dating dari kantor – kantor dan dikenal oleh dinas terkait. Produk ARCHIPELAGO
juga pernah dipasarkan di NTT, akan tetapi sekarang sudah tidak dikarenakan
terkendala tentang pengiriman dan harga.
(5)
Pengembangan
Merek
Merek
menurut (Kotler dan Armstrong, 2008:275) adalah nama, istilah, tanda, lambing
atau desain atau kombinasi dari semuanya ini yang memperlihatkan identititas
produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan
produk itu dari produk pesaing.
Produk
dari ARCHIPELAGO mempunyai
beberapa nama merek, yaitu ada noecel dan nirvana. Beliau melakukan hal ini
disebabkan mengikuti pasar, apabila merek itu sudah lama maka akan diganti lagi
dengan nama merek yang lain. Nama merek bisa bertahan lama apabila produknya
disukai oleh para pembeli.
BAB VI
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
ARCHIPELAGO
merupakan suatu usaha industri dalam bidang produksi tas yang didirikan oleh
Bapak Hariyono sejak tahun 2001, terletak di Desa Gulang RT 5 / RW 2 Mejobo,
Kudus. Tas – tas yang diproduksi untuk anak – anak, PAUD, hingga anak SMP
dengan desain yang menarik serta bentuknya begitu sederhana. Berdasarkan hasil
observasi yang
dilakukan,dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi
industri kecil ARCHIPELAGO sudah dikelola dengan baik. Namun masih perlu adanya
perkembangan lagi supaya lebih baik.
2. Produksi dan pemasaran yang telah dilaksanakan sudah baik namun, masih kurang daerah perluasan pemasarannya.
4.2
Saran
Beberapa saran yang dapat diajukankan berdasarkan hasil
penelitian ini adalah:
1.
Bagi
Pemilik usaha
Dalam
pengembangan kualitas disain dan bentuk tas sebaiknya disesuaikan dengan umur.
(Missalnya: masih anak-anakdikasih desain kartun atau boneka. Mungkin bisa
memberikan ciri khas kota. Gambar menara untuk Kudus.)
2.
Bagi Tenaga kerja/Karyawan
Karyawan sebaiknya
mengusahakan untuk tetap mengikuti pengarahan ilmu pengetahuan dari pemilik
usaha. Karena dapat menunjang dengan produk tas yang akan dibuat, yaitu
mendapatkan gambaran tentang ide-ide baru untuk memajukan tas agar lebih
bervariasi.
3.
Para
pengrajin sebaiknya selalu memperhatikan kualitas produk tas yang dibuat
masing-masing, dengan cara mengutamakan jahitan, kombinasi warna, karena tidak
semua karyawan yang mengutamakan kualitas produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari,
Dewi. 2017. ANALISA UD. ARCHIPELAGO
BERDASARKAN PANDUAN BUKU KEWIRAUSAHAAN KARYA SUKIRMAN, TAHUN TERBIT 2014.
http://dewiwil.blospot.co.id/2017/05/analisa-ud.archipelago-berdasarkan-panduan-buku-kewirausahaan-karya-sukirman-2014.html. (diakses pada Mei 2017).
Sukirman.
2014. KEWIRAUSAHAAN (KASUS DAN IMPLEMENTASI). Galaksi Nusindo: Semarang.
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.