DEWI LESTARI

Labels

Halow everybody . ..

DO EVERTHING WITH SMILE :) :)

Kamis, 18 Februari 2021

Review "My Lecturer My Husband" Percintaan Dosen Killer dan Mahasiswanya

 



Profile (dilansir dari https://id.wikipedia.org/wiki/My_Lecturer_My_Husband, 19/02/2021)

Genre                                  : Komedi romantis

Drama                                 : Didasarkan dari “My Lecturer My Husband karya Gitlicious”

Penulis skenario                  : QueenB

Sutradara                            : Monty Tiwa

Negara asal                         : Indonesia

Bahasa asli                          : Bahasa Indonesia

Jumlah Eps                          : 8

Jaringan penyiar               : WeTV & Iflix

Pemeran

Sinopsis :

My Lecturer My Husband adalah serial web drama-romantis Indonesia yang disutradarai oleh Monty Tiwa, adaptasi dari novel Wattpad karya Gitlicious, dan diproduksi oleh MD Entertainment. Serial ini dibintangi oleh Reza Rahadian dan Prilly Latuconsina. Serial ini menceritakan tentang kesempurnaan hidup yang dimiliki Inggit. Ia punya keluarga dan sahabat-sahabat yang menyayanginya, serta pacar berparas tampan yang romantis, Tristan.

Review :

1.     1. Mengangkat Cerita Love Hate Relationship

Cerita tentang perjodohan antara Inggit dan Pak Arya. Disini, Inggit seorang mahasiswa sedangkan Pak Arya nya seorang dosennya sendiri. Sebagian besar dari kita mungkin menolak perjodohan, apalagi posisinya di saat kita punya pacar yang terbilang hampir sempurna (mahasiswa kedokteran, keren, ganteng). Meskipun, perjalanan cinta mereka yang penuh lika liku, cerita yang dibawakan cukup santai untuk dinikmati.

2.     2. Latar Cerita Menggambarkan Kondisi Hari Ini

Disini mengambil latar masa-masa pandemi gini, jadi cukup fresh. Ada kuliah daring, keluar pake masker, jaga jarak. Pokoknya mengandung pesan-pesan moral tentang keadaan hari ini. Banyak adegan di rumah nya, ini yang membuat terkesan monoton juga sih. Aku ketika nonton ini jujur saja agak bosan, banyak adegan & percakapan yang aku skip. Namun, tetap saja aku tamat nontonya, karena setiap episodenya cukup menarik. Membosankan tapi cukup menarik? Eh loh. .haha. .

3.      3. Karakter yang Menyebalkan.

Menurutku hampir semua karakter tokoh disini cukup menyebalkan. Pak Arya yang terkenal sebagai dosen killer, gimana gak menyebalkan coba dan dia yang dijodohkan sama mahasiswanya sendiri. Si Inggit dengan karakter childisk nya, dia suka ngambek gak jelas. Padahal dia sudah menerima perjodohan tsb (meskipun terpaksa), tapi dia belum mau jujur tetap berhubungan dengan pacarnya si Tristan. Secara realita, mungkin memang terjadi penolakan-penolakan tapi ya kali gak gitu juga. Maksut dan tujuan orang tua Inggit juga mungkin baik menjodohkan dengan laki-laki yang baik, tapi masak gak diberikan waktu proses PDKT dulu gitu, biar anaknya bisa saling memahami. Karakter yang gua suka disini adalah sahabat-sahabat Inggit. Mereka selalu ada.

4.      4. Dresscode Pemain yang Berantakan

Aku gak paham sama bagian style nya ya, atau memang sengaja dibuat gitu entahlah. Tapi disini, si Inggit (maaf bukan bodyshaming) agak mungil ya, tapi style yang digunakan sehari-harinya disini tuh memberikan kesan dia yang mungil banget. Jadi, kalau ada adegan bareng Pak Arya kelihatan banget perbedaan tinggi badannya ketara banget. Padahal kalau style real life Prilly nya oke-oke kok cuman disini aja sebagai Inggit. Pak Arya juga terkesan agak kumel gitu, padahal kan Reza ganteng ya kan. Huhu. . .mungkin ini faktor kesengajaan atau bagaimana entahlah. Tapi menurutku kalau fashion style nya lebih diperhatikan lagi malah tambah oke series ini.

Menurutku, secara keseluruhan ya mungkin 7.5/10. Pengisi WFH ku. . .haha




Review Sweet Home, Monster dari Hasrat Manusia

(AWAS MENGANDUNG SPOILER)



Profile (dilansir dari https://asianwiki.com/Sweet_Home_(Netflix), 19/02/21)

  • Drama: Sweet Home
  • Revised romanization: Seuwiteuhom
  • Hangul: ìŠ¤ìœ„트홈
  • Director: Lee Eung-Bok
  • Writer: Kim Kan-Bi (webcomic), Hwang Young-Chan (webcomic), Heung So-Ri, Kim Hyung-Min, Park So-Ri
  • Network: Netflix
  • Episodes: 10
  • Release Date: December 18, 2020
  • Language: Korean
  • Country: South Korea

Pemain :

1. Utama

Song Kang sebagai Cha Hyun-soo

Lee Jin-wook sebagai Pyeon Sang-wook

Lee Si-young sebagai Seo Yi-kyeong

2. Pendukung

Lee Do-hyun sebagai Lee Eun-hyuk

Kim Nam-hee sebagai Jeong Jae-heon

Go Min-si sebagai Lee Eun-yoo

Park Gyu-young sebagai Yoon Ji-soo

Go Yoon-jung sebagai Park Yoo-ri

Kim Kap-soo sebagai Ahn Gil-seop

Kim Sang-ho sebagai Han Du-sik

Sinopsis :

Cha Hyun-Su (Song Kang) adalah seorang siswa SMA. Dia juga seorang introvert dan jarang meninggalkan kamarnya. Dia menolak untuk berbicara dengan ayah, ibu dan adik perempuannya. Suatu hari, seluruh keluarganya, kecuali dia, meninggal dalam kecelakaan mobil. Cha Hyun-Su ditinggalkan sendirian. Dia pindah ke sebuah apartemen kecil, Green House. Saat ini, fenomena misterius manusia yang berubah menjadi monster terjadi di seluruh dunia. Penghuni gedung apartemen Cha Hyun-Su, termasuk Pyeon Sang-Wook (Lee Jin-Wook), bertarung melawan monster-monster ini dan mencoba untuk bertahan hidup.

Review :

1.     1. Berubah Jadi Monster Karena Dirinya Sendiri

Serial original Netflix kali ini mengadaptasi cerita dari webtoon dengan judul yang sama “Sweet Home”. Drama dengan genre horor yang menampilkan banyak monster-monster yang mulai menyerang bumi. Di awal-awal episode, agak membingungkan terkait munculnya monster-monster secara tiba-tiba. Biasanya film dengan menampilkan tokoh-tokoh monster memiliki latar belakang seperti, dari luar angkasa ataupun dari eksperimen ilmuan. Tapi, disini monster-monster itu sendiri tercipta dari sisi lain sifat manusia. Semacam nafsu dan hasrat manusia itu sendiri. Jadi, jika manusianya gak bisa kontrol diri ya berubah jadi monster. Karakteristik monsternya juga beda-beda, ini mungkin dikarenakan dari sifat si manusianya itu sendiri. Fiksi sih tapi pesan moralnya greget gitu.

2.      2. Gelap dan Penuh Darah

Series ini baru bisa ditonton oleh usia 18 + ya. Mengingat ini juga genrenya horror thriller. Kebanyakan adegan dalam series ini gelap-gelapan. Tidak sedikit pula menampilkan adegan kekerasan dan banyak darah. Jadi, dibutuhkan kedewasaan pemikiran saat menikmati series ini yak.

3.      3 Efek CGI yang Memukau

Diketahui biaya pembuatannya cukup fantastis. Mencapai Rp35,6 miliar dalam setiap episode. Wah, pantesan efek sinematografinya kayak realistis, nyata gitu. Emang gak kaleng-kaleng nih Netflix dalam produksi drama ini.

4.     4. Ending yang Penuh Tanda Tanya

Kayaknya emang netflix spesialisnya ending yang membagongkan deh. Jadi endingnya ini masih menyisakan teka-teki, dan beberapa persoalan/konflik yang belum terjawab di sepanjang ceritanya. Kemungkinan bakal ada season dua nih. Kapan yak ?? tapi, nggak ada salahnya bagi yang belum nonton, season 1 nya ini ditonton dulu. Keren banget.

Secara keseluruhan menurutku, nih series 9/10.




Rabu, 17 Februari 2021

REVIEW FILM "SPACE SWEEPERS", COMEBACK NYA SONG JOONG KI.

Hai. . .Hai. . .kali ini aku mau review film yang baru selesai aku tonton beberapa hari yang lalu dengan judul “Space Sweepers”. (TULISAN DI BAWAH MENGANDUNG SPOILER)

Space Sweepers merupakan comeback nya Song Joong Ki setelah beberapa saat tidak menampakkan diri di industri film. Film garapan sutradara Jong Sung Hi ini memiliki genre science fiksi, petualangan, fantasi. Tayang perdana pada tanggal 5 Februari 2021 dan dapat ditonton melalui streaming di Netflix.

Dengan latar waktu tahun 2092, keadaan bumi digambarkan berada di ambang kehancuran. Dimana keadaan bumi semakin tandus dan polusi semakin mengkhawatirkan. Sementara, di luar angkasa dipenuhi oleh barang rongsokan dari sampah satelit-satelit hingga bangkai pesawat luar angkasa. Hal ini yang melatarbelakangi beberapa orang berlomba-lomba menjadikannya sebagai sumber penghasilan. Bisa dibilang, seperti pemulung sampah luar angkasa.

Salah satunya, adalah pesawat yang bernama The Victory. Pesawat ini dipimpin oleh Kapten Jang (Kim Tae-Ri), dipiloti oleh Tae-Ho (Song Joong Ki), lalu di bagian mekanik ada Tiger Park (Jin Seon-kyu), dan seorang kru robot bernama Bubs (Yoo Hae-jin). Tak hanya The Victory, di luar angkasa juga terdapat banyak kelompok-kelompok serupa.

Tae-ho sendiri sebelumnya seorang pembersih luar angkasa dan bekerja untuk UTS yang dipimpin oleh Sullivan (Richard Armitage). Perusahaan ini membuat dunia lain dan menjadikannya planet Mars sebagai alternatif tempat tinggal bagi kaum borjuis. Sementara manusia yang lain tetap tinggal di bumi akan susah payah dalam menghadapi kehidupannya.

Tae-ho dikeluarkan dari UTS dikarenakan dianggap gagal dalam suatu misinya. Setelah dikeluarkan dari UTS, dia tidak mempunyai pekerjaan tetap apalagi dia juga kehilangan anak adopsinya dari kecelakaan pesawat. Untuk dapat menemukan anaknya di luar angkasa, dia memerlukan biaya yang cukup tinggi. Dan dia mengais rejekinya melalui ikut kelompok The Victory.

Suatu saat, mereka menemukan Dorothy. Robot humanoid yang diciptakan oleh Prof. Kang Hyeo-nu. Dorothy memiliki kemampuan komunikasi dengan sel-sel nano. Hal ini yang membuat Dorothy diburu oleh Sullivan karena dianggap mengancam bisnisnya. Berbagai konspirasi pun dibangun oleh Sullivan, salah satunya Dorothy diberitakan sebagai bom hidrogen yang siap meledak.

Pada awalnya, Kapten Jang dkk berniat menjual Dorothy dengan imbalan yang cukup tinggi. Namun, setelah menyadari bahwa Dorothy tidak sepenuhnya seperti yang diberitakan. Dorothy memiliki kemampuan menumbuhkan tanaman yang mati. Hal ini dapat menjadikannya penyelamat bumi. Setelahnya, mereka rela berjuang untuk menyelamatkan Dorothy.

Aksi penyelamatan ini berjalan cukup menegangkan. Ditambah dengan efek-efek visual membuat setiap adegannya tampak nyata. Bagi pecinta film sejenis Avangers dan Star Wars, film ini patut untuk ditonton. Padahal film ini merupakan film sci-fiction pertama Korsel, namun memberikan hasil yang memuaskan. Perpaduan alur yang cukup menarik dan unsur cerita dimana ada komedi, aksi, sedih, senang, cukup menguras emosi. Menurutku, ini film recommended. Menurutku, film ini layak mendapat nilai 9/10. So, silahkan ditonton di Netflix yaw. . .rasakan keseruannya.






Selasa, 16 Februari 2021

Pengalamanku Seleksi PTT BPJS KESEHATAN 😊

Jadi kali ini aku mau cerita sedikit pengalamanku tentang seleksi sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) dari BPJS Kesehatan. Mungkin ini cukup kadaluarsa untuk diceritakan, karena berlatar waktu satu tahun yang lalu, tepatnya sekitar bulan november/desember 2019 BPJS Kesehatan membuka lowongan untuk pegawai tidak tetap nya. Kala itu, aku juga fresh graduate baru lulus bulan oktober sebelumnya. Ya, aku coba-coba saja daftar. Rekrutmen awal melalui website resminya, tapi aku nemu loker tsb dari website urbanhire.com, lalu dihubungkan melalui link menuju website resmi rekrutmennya. Aku coba apply deh, sebenernya kala itu aku tidak terlalu berharap diterima juga, karena sebenarnya prioritasku ikut seleksi CPNS yang udah aku daftar sebelumnya (awal bulan November)

Beberapa hari setelahnya aku dapat panggilan dari BPJS Kesehatan untuk proses interview tahap awal. Artinya aku sebelumnya lolos dong seleksi administrasi. Huuaa . .. Aku gak nyangka dong. Berangkatlah aku di waktu yang ditentukan ke kantor cabang kudus. Oh ya, tahap ini biasanya peserta seleksinya diundang ke kantor cabang terdekat dengan domisili. Misal saja, domisili aku Kudus jadi dipanggilnya di KC Kudus. Sementara KC Kudus ini sendiri membawahi 3 Kantor Kabupaten yaitu Kudus sendiri, Grobogan, dan Jepara. Jadi, untuk yang domisili di sekitarnya ya diundangnya ke KC Kudus.

Aku dapat jatah interview pagi, kabarnya ini di bagi 3 sesi. Jadi ada yang pagi, siang, dan menjelang sore. Interview berjalan relatif singkat (mungkin kejar waktu juga karena banyak peserta yang menunggu. Hehe) hanya ditanya pertanyaan umum, seperti perkenalan diri, pengalaman, kenapa daftar, dll.

Beberapa hari setelahnya aku dapat sms bahwa aku lolos tahap sebelumnya, dan diperkenankan untuk ikut seleksi berikutnya yaitu psikotest di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDM) Gedung Sumbing, Jl Setiabudi No 201A, Srondol Kulon, Semarang (14-12-2019). Berhubung testnya ini pagi banget yaitu jam 7, aku berangkat dari rumah (Kudus) sebelum subuh, sholat subuh di masjid  pinggir jalan. Huhu dingin di perjalanan cuy, yah kan karena naik motor juga sih dan diantarkan bapakku tercintah. Haha. . .oh ya, di seleksi ini ternyata pesertanya se jateng jadi banyak banget cuy pesertanya pakai dresscode formal, hitam putih gitu.

Di test psikotest ini diawali dengan test psikotest pada umumnya, ada test krapelin, gambar, pernyataan yang sesuai dengan diri sendiri, dll. Ya umum gitu. Mana perut keroncongan karena belum sempet sarapan dijejeli test psikotest yang lumayan banyak bgt, huhu pusing aku pusing pengen pulang. Haha. . .

Kurang lebih mepet adzan Dhuhur akhirnya test selesai, syukurnya e dikasih makan box lunch gitu sama pihak penyelenggara. Alhamdulillah. . .eits, kita belum boleh pulang dulu karena ada pengumuman untuk seleksi berikutnya langsung dong.

Setelah ku ishoma, terbitlah pengumuman yang dipajang di papan pengumuman. Bagi yang lolos seleksi langsung di lanjut interview di hari yang sama, kayaknya interviewernya ini psikolog deh. Bagi yang gak lolos diperbolehkan langsung pulang. Dan aku syukurnya lolos, jadi masih ikut interviewnya. Di tahap ini mungkin lebih menonjolkan bagaimana sih passion dari diri kamu. Jadi, diberikan beberapa kasus lalu bagaimana caraku buat nyelesein dan memberikan tanggapan tentang kasus tsb.

Akhirnya psikotest selesai, aku dan bapakku meninggalkan lokasi mungkin sekitar jam set 6 sore an kali, kita ishoma di perjalanan. Huhu capek banget rasanya . .

Selang beberapa hari kemudian, aku dapat sms lagi buat lanjut ke seleksi berikutnya yaitu interview user & komputer. Lokasi seleksi kali ini seperti di tahap interview tahap pertama. Di kantor cabang terdekat (Kudus). Di tahap ini bergantian gitu, jadi dibagi ada peserta interview user dulu, lalu dibagi juga ada yang komputer dulu. Aku dapat bagian interview user dulu. Disini interviewer kita para kepala-kepala bidang terkait yang bertugas di KC tersebut. Wah, lumayan deg degan dong. Secara di interview langsung sama atasan pemegang jabatan penting. Aku diinterview kalau tidak salah 4 orang berbeda. Disini kurang lebih materinya seberapa kamu mengenal tentang BPJS Kesehatan gitu.

Setelah aku interview user, akhirnya ku dapat giliran buat seleksi komputernya. Ya umum sih, ada word, excel, dan power point. Biasa saja kok. Hehe . .

Beberapa hari kemudian, juga aku dapat panggilan telpon yang sebelumnya gak aku angkat beberapa kali. Haha . . .ya alhamdulillah, aku lolos dan pemberitahuan untuk tanda tangan kontrak kerja di hari berikutnya.

Sekian cerita dari aku ya, ini pengalamanku seleksi PTT BPJS Kesehatan tahun 2019 untuk kontrak kerja 2020. Untuk seleksi th 2020 kabarnya mundur jadi awal tahun 2021 karena adanya wabah covid ini sih, tp menurutku ttp bakal ada seleksinya lagi kok untuk sistemnya apakah sama atau tidak entahlah, keputusan direksi. Hehe . . .. Semoga segera musnah nih covid dari muka bumi. Amiin.

Review Singkat Kdrama "Mr.Queen" (AWAS SPOILER BAGI YANG BELUM MENONTON) !!!

Sudah terlalu lama vakum nulis di blog. Hehe. . .mungkin karena aktivitas sih. Okey berhubung saat ini ak dalam masa-masa nganggur, kucoba main blog ini aja deh.  Eh loh, malah curhat. Wkwk

Kali ini aku mau review drama korea yang baru saja aku tonton hingga tamat. Judulnya Mr. Queen.

WARNING !!! TULISAN INI MENGANDUNG SPOILER. TULISAN INI MENGANDUNG PENDAPAT PRIBADI, BOLEH SETUJU BOLEH TIDAK . . .SANTUY AJA YAW . .



(Gambar Cover Resminya)

 Profil singkatnya : (dilansir dari lama asianwiki, 2021)

Nama alternatif                    : No Touch Princess / Queen Cheorin

Genre                                   : Sejarah / Komedi romantis / Fantasi / Pertukaran tubuh

Pembuat                               : Studio Dragon

Didasarkan dari   Go Princess Go oleh Xian Chen Go Princess Go oleh Qin Shuang and Shang Menglu

Pengarang                            : Park Gye-ok || Choi Ah-il

Sutradara                             : Yoon Sung-sik

Pemeran                               : Shin Hye-sun, Kim Jung-hyun, Choi Ji Hyuk, dll

Negara asal                          : Korea Selatan

Bahasa asli                           : Korea

Jumlah episode                    : 20

Produser eksekutif              : Lee Chan-ho

Produser                              : Ham Jeong-yeop, Kim Dong-hyun, Han Kwang-ho, Jeon Gyu-ah

Durasi per eps                      : 70-90 menit

Rumah produksi                   : Crave Works YG STUDIOPLEX

Distributor                            : tvN

Tayang                                  : 12 Desember 2020 -  14 Februari 2021

Ini salah satu Kdrama yang menurutku recommended banget. Gimana gak keren coba, di episode perdana yang tayang di tanggal 12-12-2020, mampu cetak rata-rata rating > 8%, dan diakhiri rata-rata rating > 17% (episode terakhir, 20). WAW, TINGGI JUGA YAK

Kdrama ini menceritakan seorang koki Blue House yang bernama Jang Bong-hwan (Choi Ji Hyuk). Dia memiliki sifat bebas, dan playboy. Singkat cerita, ketika dia menyajikan sebuah hidangan untuk tamu kepresidenan dia dijebak oleh rekan kerjanya yang merupakan musuhnya yaitu Mr. Han Pyo Jin. Hal ini yang melatarbelakangi dia hingga akhirnya dikejar-kejar oleh polisi. Dalam pengejarannya, dia jatuh dari apartemennya ke kolam renang. Ketika berada di dasar kolam, entah bagaimana dia bertemu dengan Kim So Young, Ratu Cheorin (Shin Hye-sun) dan mereka berciuman.

Inilah awal mula ceritanya.

Setelah bangun dari tragedi tsb, si Jang Bong-hwan mendapati dirinya dalam tubuh si Kim So Young pada era Joseon. Kim So Young ini merupakan calon Ratu oleh Raja Cheoljong (Kim Jun-hyun). Si Raja hidup dengan penuh rahasia, di sisi luarnya dia merupakan raja yang lemah dan raja boneka oleh Ratu Sunwon(Dewandebimama, dia istri dari mendiang Raja Sunjo), Grand Queen Dowager dari Klan Andong Kim yang dibantu oleh adiknya yaitu Kim Jwa-Geun. Jadi, sebenarnya yang paling berkuasa adalah Ratu Sunwon dan Kim Jwa-Geun ini. Jadi, di pemerintahan raja Cheoljong ini ada 2 klan utama yaitu Klan Andong Jo dan Klan Andong Kim, tapi pemegang kuasa seutuhnya Klan Andong Kim.

Dari episode pertama, ditampilkan beberapa adegan-adegan komedi. Seperti kegilaan si Jang Bong-hwan yang belum bisa menerima bahwa jiwanya hidup di tubuh wanita. Dia juga beberapa kali mencoba kembali ke tubuh aslinya dengan menjeburkan dirinya ke air (karena awal mula mereka pindah tubuh yaitu ketika kejebur ).

Di sisi lain, tubuh Jang Bong-hwan mengalami kondisi vegetatif (seperti koma) dan dirawat di RS. Seiring waktu, dia juga menemukan fakta bahwa si Raja Cheoljong ini seorang raja dengan banyak rahasia, dia memiliki berbagai strategi dan taktik, dan cenderung psikopat. Dia tidak mau menjadi raja boneka selamanya dan mati tanpa melakukan apa-apa.

Di awal-awal episode akan disuguhkan dengan beberapa adegan si Raja Cheoljong mencoba membunuh ratunya namun ratu selalu dilindungi oleh si Kim Byong In (sepupu ratu, anak angkat Kim Jwa Geun. Dia secondlead + sadboy. Huhu). Hal ini juga membuat si sepupu benci terhadap raja. Secara, Kim So Young cinta pertamanya yang dilindunginya sejak kecil dan akhirnya mengikhlaskannya menikah dengan raja e malah raja mau membunuh Kim So Young.

Padahal sebelumnya si raja ini suka ratu pada pandangan pertama (sebelum raja mengetahui namanya), namun setelah tahu bahwa ratu dari klan andong “Kim” yang merupakan klan andong musuhnya sekaligus terkorup pada eranya. Dia membencinya. 

Awal pertemuan raja dan ratu dipenuhi kesalahpahaman dan kebencian. namun, sebenarnya si ratu ini ternyata sudah memiliki kenangan bersama raja sejak kecil yaitu ketika di sumur, si raja dan si ratu pertama bertemu. Namun, keduanya awalnya tidak mengetahui satu sama lain. Dan raja mengira kenangan tersebut bukan milik ratu melainkan milik raja bersama selir kesayangannya dan juga cinta pertamanya, Hwa Jin (Seol-In Ah).

Dengan jiwa ratu yang bar-bar (jiwa koki) ratu mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dan melunakkan hati orang-orang di istana melalui masakannya. Secara, di dunia modern jiwanya adalah seorang koki. Haha . .

Kelakuan dan sifat ratu yang tidak terduga lambat laun membuat si raja jatuh cinta kepada ratu seutuhnya. Apalagi setelah mengetahui kebenaran kenangan masa kecilnya dan sikap ratu yang selalui melindungi dan membantu raja dengan ide-ide yang dibawanya dari masa depan (ide koki, kan dia dari masa modern).

Di eps-eps menjelang tamat, sebenarnya agak was-was tentang endingnya, dimana mengingat drama sageuk gini sering sad ending dan biasanya ada yang meninggal salah satu tokoh kesayangan umat. (Keinget drama Moon Lovers. Huhu. . .belum bisa move on dari endingnya), tapi tenang saja drama ini berbeda dengan versi Cinanya (Go Princess Go).

Sifat asli si raja akhirnya ketahuan, dia merencakan reformasi. Hal ini membuat si ratu sunwon beserta adiknya merencanakan membunuh raja, dan segera penobatan raja baru yang dapat dijadikannya boneka.  Pada bagian ini si Kim Byeong In (sepupu ratu) meninggal (tumbal sageuk. Huhu padahal dia tulus banget cinta ke So Young) dikarenakan melindungi ratu.

Si raja bersama ratu akhirnya mampu menakhlukkan istana melalui perang yang cukup sengit. Ketika perang, tubuh ratu mengalami keadaan hampir keguguran dan tiba-tiba si jiwa koki (Jang Bong-hwan) kembali ke tubuh aslinya di zaman modern, dan di tubuh ratu hanya didiami oleh jiwanya sendiri. Raja dan ratu hidup bahagia.

Sedangkan, si koki bangun dari komanya dan mengubah masa depannya di era modern berubah juga. Akhirnya si Mr. Han si musuhnya itu akhirnya tertangkap polisi karena penyalahgunaan dana. Cerita ini juga memberikan perubahan di masa modern. Di masa modern (saat itu), si raja cheoljo dikenal sebagai raja yang melalukan reformasi besar-besaran, berjasa, dan raja yang berpengaruh pada era joseon. 

Masih banyak cerita dari adegan-adegan dalam drama yang belum diceritakan di atas ya. Sepanjang aku menonton masak gak berhenti ketawa. Haha. . .tidak ada satu episode pun tanpa adegan bengek nya. Sesedih dan seromantis apapun adegannya berakhir kebengekan. Wkakak. Jadi, jika kakak" yang belum nonton, silahkan ditonton yak. .

Cerita drama ini merupakan fiksi ya, memang ada beberapa tokoh dari cerita sejarah aslinya, namun alurnya cenderung fiksi. Seperti ending di cerita sejarah aslinya raja cheoljong bertolak belakang dengan ending di drama ini. Jadi, mohon disikapi dengan bijak ya. . .

Drama ini juga dilengkapi oleh 6 judul spin off yang dibagi menjadi 2 episode (masing-masing episode kurleb 30 menit). Di spin off ini menyajikan cerita-cerita rahasia yang tidak terungkap di cerita utamanya. Namun, ini tetap bagus banget buat ditonton. Emt, secara keseluruhan drama ini keren untuk ditonton. Disarankan menontonnya di Viu ya kak, yang legal. Tapi jika kakak punya pilihan sendiri, silahkan. .hehe

 Kalau mau kenalan sama beberapa pemainnya ini id ig nya yak :

Kim So Young (Ratu) : Shin Hye-sun : @shins831 (akun pribadi) @zzang_cowdragon (akun untuk drama)

Raja Cheljong : Kim Jung-hyun : @jhkim0405 (akun pribadi) @iron_bell_2 (akun untuk drama)

Kim Byeong In (Seputu ratu) : Na In woo : @10042n00

Jo Hwa Jin (Selir Raja) : Seol-In Ah : @_seorina

Senin, 24 Juli 2017

Pemimpin yang Dilahirkan

Menurut Stephen Robbin, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam kata lain, seorang pemimpin harus memiliki seni mempengaruhi orang lain.  Terlalu banyak teori dalam buku. Namun, pada prakteknya emm. . .masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin belum terpikirkan oleh pengarang buku tersebut(pada waktu itu).

Banyak sekali cara pemilihan pemimpin, bagi organisasi yang menganut sistem demokratis, mereka melakukannya dengan pemilihan umum oleh anggota-anggotanya. Alasan itu diterima. Tapi, bagaimana jika keputusan forum memilih seseorang menjadi pemimpin, sedangkan dia yang terpilih tidak begitu menyetujuinya? Apakah suaranya akan diterima forum atau tidak?

“Apakah aku mampu mengemban tugas dan tanggung jawab itu? aku takut akan dinamika dan permasalahan tidak dapat terselesaikan dan membuat kecewa banyak orang.”
“Kamu adalah pilihan dari beberapa pilihan yang terbaik. Kami yakin kepadamu, kami bersamamu.” Kata forum meyakinkan

Hal tersebut juga terulang di lain forum dalam waktu berdekatan.

Terlalu banyak dinamika dan konflik dalam organisasi. Tidak perlu jauh-jauh memikirkan organisasi besar, hanya setingkat kampus. Membenahi organisasi yang sebelumnya sempat diambang jurang. Ini bukan meneruskan perjuangan, mungkin lebih tepatnya dikatakan ”ini saatnya meperkokoh pondasi dan mari membangun lebih tinggi”.

Tidak ada pilihan siap atau tidak? Ketika kamu dipilih maka, tidak hanya ada 1 kata yang harus kamu lantangkan yaitu “siap”. Mungkin diri sendiri tidak menginginkan hal itu terjadi, tapi mereka yang disekitarmu menginginkan kamu menjadi yang dia anut.

Baiklah, permasalahan selanjutnya adalah “apakah dia mau diperintah oleh orang itu?” itu konsekuensi mereka karena memilih dia. Namun, bagaimana jika mereka memilih dia hanya karena “Sebenarnya, kami tidak berani mengambil resiko menjadi seorang pemimpin, makanya kami memilih kamu.”

Sebagai seorang manusia biasa kamu boleh bilang “Haha. . .kamu pengecut.” Teriakkan dengan keras di tepi jurang. Lantangkan dengan keras dan sangat keras.

Namun, ketika kamu di dalam forum apapun alasan mereka yang buruk, hiraukan saja. Sebagai pemimpin, tidak hanya bertanggung jawab atas dalam forum, namun juga keluar. Terlalu banyak relasi yang harus dirangkul dan diikat, karena itu akan membantu organisasimu berjalan dengan baik.
Kecaman, omongan baik maupun buruk akan  mewarnai pendengaranmu. Disini hati jangan terlalu dipedulikan, tapi bagaimana jika dia seorang wanita? Biasanya seorang wanita sering memasukkannya ke dalam hati. Ya hanya satu kata mungkin. Tegar. Pantang dia meneteskan air matanya di depan forumnya atupun diluar. Tak apalah jika hanya ditempat tersendiri dan menyendiri(mungkin), yang paling aman adalah di sajadah.

Ya, di atas sajadah apapun masalahnya boleh saja kamu curhatkan, tak kecuali tentang itu semua. Mungkin banyak yang beranggapan, bahwa itu percuma tidak diberi solusi. Hei. . .semua kan butuh proses. Allah Maha Mengetahui segalanya karena Dialah yang mengatur semuanya. Kamu hanya menunggu waktu yang tepat, kejutan apa lagi yang Allah berikan kepadamu.
Tetaplah berusaha menjadi seorang pemipin yang adil, amanah, tegas, lemah lembut, dan pastinya berpegang teguh pada hukum Allah SWT. Itu merupakan sifat dari orang terfavoritku, Nabi Muhammad dalam menjadi seorang pemimpin.

Sekian celotehan tanpa arah dariku, bukan maksut apa-apa itu hanya yang sekilas ada dipikiranmu yang kemudian aku ketik. Hehe. . .
Terima kasih jika kamu sudah membacanya.


Sumber gambar:https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?

Kamis, 01 Juni 2017

Analisa UD. Archipelago Berdasarkan Panduan Buku Kewirausahaan Karya Sukirman, Tahun Terbit 2014

Analisa UD. Archipelago Berdasarkan Panduan Buku Kewirausahaan Karya Sukirman, Tahun Terbit 2014
Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S.Pd., S.H., MM

Disusun Oleh:
Nama  : Dewi Lestari
NIM    : 201511312
Kelas   : EKM214-D
 

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2016/2017


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas Analisa ini dengan baik.
            Penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan di Universitas Muria Kudus Jurusan Manajemen.
            Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang berjudul “Analisa UD. Archipelago Berdasarkan Panduan Buku Kewirausahaan Karya Sukirman, Tahun Terbit 2014”.
            Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang di miliki penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun proposal ini.
            Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
           

Kudus, Juni 2017
Penulis


RINGKASAN
Dalam ilmu kewirausahaan, sebagai pelaku usaha diharuskan mampu membuat berbagai perencanaan pemasaran yang didalamnya juga akan tertulis jelas terkait strategi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku usaha tersebut, dan lain sebagainya yang terkait pemasaran.
Setelah memiliki berbagai perencanaan pemasaran produk, sebagai pelaku usaha diharuskan mampu menganalisa dan menentukan harga di pasaran. Harga itu tersendiri merupakan komponen sensitif bagi para konsumen.
Jika usaha sudah mampu berjalan dengan baik, maka diperlukannya perluasan usaha. Perluasan usaha ini dapat berupa perluasan pasar, perluasan dan perkembangan teknologi yang digunakan, dsb.
Semua itu tidak terlepas dari kompetensi dalam berwirausaha. Sebagai pelaku bisnis diharuskan memiliki kompetensi ini, demi menunjang bisnisnya.
Salah satu bidang bisnis adalah adanya UMKM. Menyadari peran UMKM sebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan cukup dominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA juga akan dipengaruhi kesiapan oleh pelaku UMKM tersebut. Dalam hal ini, dibutuhkannya SDM yang berkualitas. Factor tersebut menjadi tantangan utama dalam mempersiapkan UMKM yang menembus MEA dan pasar global.
Salah satu bisnis UMKM yang memiliki potensi tinggi di dalam memasuki pasar global dan pasar tunggal ASEAN (MEA) yaitu UMKM yang bergerak di bidang pembuatan tas. Dalam perkembangannya, tas memiliki nilai manfaat yang tinggi, tidak hanya untuk anak sekolah, ataupun orang kantoran saja yang menggunakan tas, namun hampir seluruh masyarakat memiliki tas sebagai tempat penyimpanan barang-barangnya ketika berpergian.
Oleh karena itu, kali ini penulis melakukan observasi tentang UMKM yang bergerak di bidang pembuatan tas yaitu ARCHIPELAGO BAG yang beralamat di desa Gulang RT 5 RW 1.

 (Kata kunci: usaha, umkm, tas)

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................   i
KATA PENGANTAR........................................................................................................   ii
RINGKASAN....................................................................................................................   iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................   iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang..............................................................................................................   1
1.2  Rumusan Masalah..........................................................................................................   2
1.3  Tujuan............................................................................................................................   2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Perencanaan Pemasaran................................................................................................. 3
2.2 Menentukan Harga........................................................................................................ 11
2.3 Perluasan Usaha............................................................................................................. 14
2.4 Kompetensi Kewirausahaan..........................................................................................   21
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Profil Usaha...................................................................................................................   33
3.2 Penerapan Teori Perencanaan Pemasaran ke dalam Kasus............................................ 34
3.3 Penerapan Teori Menentukan Harga ke dalam Kasus................................................... 36
3.4 Penerapan Teori Perluasan Usaha ke dalam Kasus........................................................ 38
3.5 Penerapan Teori Kompetensi Kewirausahaan ke dalam Kasus.....................................   39
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 42
4.2 Saran................................................................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pemasaran meupakan bagian penting dari perusahaan yang menghasilkan produk untuk di jual dengan tujuan memperoleh keuntungan. Berdasarkan keuntungan diharapkan perusahaan dapat melanjutkan usaha, selain itu juga dapat mengembangkan usaha menjadi lebih besar. Kondisi semacam itu berlaku untuk seluruh perusahaan baik yang beroperasi dalam suatu Negara maupun secara antar Negara.
Sebelum suatu usaha bisnis  dilakukan,  perlu dipertimbangkan dan  diteliti terlebih dahulu kemungkinan suatu usaha itu dapat berkembang atau tidak. Agar tidak terjadi gulung tikar, maka seorang pelaku usaha mampu menjajaki usaha yang akan dilakukan secara seksama. Ditinjau dari aspek ekonomi, perlu adanya penelitian terlebih dahulu untuk mengetahui kemungkinan yang berkaitan dengan perluasan usaha yang  akan datang, terutama terkait dengan  jumlah konsumen (prospective customers). Berarti produk yang  dihasilkan ada pembelinya, tetapi jumlah pembeli tersebut  cukup atau tidak dengan memprtimbangkan factor pesaing, sekaligus sebagai dasar pertimbangan dari segi penawaran (supplayside). Termasukbahanbaku yang memadai, teknologi, tersedianya tenaga kerja, peraturan pemerintah, budaya, juga merupakan faktor yang harus dipertimbangkan.
Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menunjukkan gejala semakin ketat dan kejam.
Siapa yang mempunyai sumber daya paling kuat dialah yang akan tetap bertahan dalam pasar. Kepemimpinan suatu perusahaan, produk atau merek tertentu tidak akan selamanya stabil. Banyak pendatang baru mencoba menggoyahkan posisi ini dengan siasat atau strategi yang beraneka ragam, kondisi ini menunjukkan bahwa bisnis adalah suatu
. Penggunaan strategi dalam berbagai bisnis merupakan keinginan para pelaku bisnis peperangan. untuk mengadopsi proses pembuatan strategi yang dilakukan lebih terarah dan canggih seperti yang
oleh jenderal perang. Proses strategik digabungkan dengan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,penerapan, pengawasan (Sun Tzu, 1996: v).
Salah satu bidang bisnis adalah adanya UMKM. Menyadari peran UMKM sebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan cukup dominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA juga akan dipengaruhi kesiapan oleh pelaku UMKM tersebut. Dalam hal ini, dibutuhkannya SDM yang berkualitas. Factor tersebut menjadi tantangan utama dalam mempersiapkan UMKM yang menembus MEA dan pasar global.
Salah satu bisnis UMKM yang memiliki potensi tinggi di dalam memasuki pasar global dan pasar tunggal ASEAN (MEA) yaitu UMKM yang bergerak di bidang pembuatan tas. Dalam perkembangannya, tas memiliki nilai manfaat yang tinggi, tidak hanya untuk anak sekolah, ataupun orang kantoran saja yang menggunakan tas, namun hampir seluruh masyarakat memiliki tas sebagai tempat penyimpanan barang-barangnya ketika berpergian.
Oleh karena itu, kali ini penulis melakukan observasi tentang UMKM yang bergerak di bidang pembuatan tas yaitu ARCHIPELAGO BAG yang beralamat di desa Gulang RT 5 RW 1. Untuk itu, hasil dari observasi dan wawancara ditulis sebagai makalah, dengan judul “Analisa UD. Archipelago Berdasarkan Panduan Buku Kewirausahaan Karya Sukirman, Tahun Terbit 2014”
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam makalah kali ini, antara lain:
1.                  Bagaimana analisa UD. ARCHIPELAGO terkait perencanaan pemasaran?
2.                  Bagaimana analisa UD. ARCHIPELAGO terkait menentukan harga?
3.                  Bagaimana analisa UD. ARCHIPELAGO terkait perluasan usaha?
4.                  Bagaimana analisa UD. ARCHIPELAGO terkait kompetensi kewirausahaan?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah kali ini, antara lain:
1.                  Menganalisa dan menerapkan teori ke dalam kasus UD. ARCHIPELAGO terkait perencanaan pemasaran
2.                  Menganalisa dan menerapkan ke dalam kasus UD. ARCHIPELAGO terkait menentukan harga.
3.                  Menganalisa dan menerapkan teori ke dalam kasus UD. ARCHIPELAGO terkait perluasan usaha
4.                  Menganalisa dan menerapkan teori ke dalam kasus UD. ARCHIPELAGO terkait kompetensi kewirausahaan





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  PERENCANA PEMASARAN
2.1.1        Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang modern, dengan melayani segala kebutuhan manusia (human needs) secara efektif. Tujuan dari pelayanan tersebut adalah melalui transaksi pertukaran antara produsen dengan konsumen. Konsep transaksi pertukaran merupakan pokok permasalahan dari kegiatan pemasaran. Berdasarkan transaksi pertukaran, produsen menawarkan sesuatu yang konsumen perlukan, kenudian produsen dengan kegiatan penawaran yang atraktif, diharapkan konsumen akan membeli dan kembali membeli.
Menurut Philip Kotler (1985:7), kegiatan pemasaran suatu produk adalah kegiatan menganalisi, merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi seluruh program yang telah dirancang sebelumnya agar terjadi pertukaran nilai secara sukarela ( dengan konsumen ), sehingga tercapai tujuan perusahaan. Selain itu, pemasaran berkaitan pula dengan merancang lembaga yang mempunyai kegiatan untuk menawarkan produk dalam memenuhi kebutuhan pasar (konsumen) yang telah di targetkan. Penawaran dilakukan dengan menggunakan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi yang baik, menyampaikan, mendorong, dan memberikan pelayanan yang baik pada konsumen.
2.1.2        Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran tidak terlepas dari, perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai tujuan. Beberapa langkah untuk merencanakan pemasaran bagi usaha baru di antaranya sebagai berikut:
1.      Langkah pertama, menetukan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar diarahkan pada kebutuhan konsumen, misal barag atau jasa mana yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar dan karateristik kosumen yang dituju.

2.      Langkah kedua, memilih pasar sasaran khusus.
Ada tiga jenis pasar sasaran khusu, yaitu:
a.       Pasar individual ( individual market)
b.      Pasar khusus ( niche market )
c.       Segmentasi pasar ( market segmentation)
Berdasarkan tiga alternatif pasar sasaran, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih baik memilih pasar khusus dan pasar individuak, sedangkan untuk perusaan menengah dan besar lebih baik menggunakan segmentasi pasar.
3.      Langkah ketiga, menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan.
Penetapan strategi pemasaran tergantung keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar tergantung pada potensi yang mengambarkan permintaan dari lingkungan persaingan, terdapat enam strategi dalam memenuhi permintaan dari lingkungan bersaing yaitu:
a.       Berorientasi pada pelanggan ( customer orientation )
b.      Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat.
c.       Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
d.      Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses.
e.       Kecepatan (speed),atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan dalam bentuk:
1)      Kecepatan untuk menempatkan produk baru dipasar.
2)      Memperpendek waktu untuk merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time time).
f.       Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
4.      Langkah ke empat, memilih strategi pemasaran.
Strategi pemasaran merupakan panduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Kondisi untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran ( marketing mix ), yaitu probe, product, price, place, dan promotion.
2.1.3        Bauran Pemasaran
1.      Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Langkah petama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, berapa jumlah, bagaimana daya beli, dimana tempat konsumen, dan berapa permintaan, semua merupakan informasi penting bagi pemasaran produk baru. Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000:153), keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan terssebut dengan pesaing dalam hal:
a.       Kualitas lebih baik
b.      Harga lebih murah dan bisa di tawar
c.       Lokasi lebih cocok, dekat. Cepat
d.      Seleksi barang dan jasa lebih menarik
e.       Pelayanan lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen
f.       Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun penyaluran barang.
2.      Berorientasi pada Konsumen
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan sikap berorintasi pada kepuasan para pemilik kepentingan (stakeholder satisfaction). Orientasi pada pemasaran ditunjuk kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a.       Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan terseebut
b.      Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan
c.       Mintalah umpan balik dari karyawan tentang upaya perbaikan peayanan yang harus diberikan kepada pelanggan
d.      Buatlah komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
e.       Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan
f.       Kembangkan pelayanan bagi karyawan sehingga komunikasi mengarah pada pelanggan
g.      Berikan inisiatif kepada karyawan yang memberikan pelayanan istimewa kepada pelanggan.
3.      Kualitas
Keberhasilan dalam persaingan global sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kualitas barang dan jasa serta pelayanan. Perbakan kualitas menjadi tujuan stategi beberapa pengusaha di dunia, kemudian secara integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum dalam Total Quality Management (TQM).
Kunci utama dalam mengembangkan TQM justru terletak pada perhatian khusus kepada pelanggan, artinya kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Berdasarkan hasil survei di AS, menurut Zimmerer (1996) ada lima komponen kualitas yang secara berurutan perlu diperhatikan, yaitu:
a.       Ketepatan (reliability), yaitu rata-rata kelalian/pengabaian.
b.      Daya tahan (durability),yaitu berapa lama barang dan jasa tersebut dapat dipakai/bertahan.
c.       Mudah digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa tesebut harus mudah untuk digunakan.
d.      Nama merek yang terkenal dan dipercaya (knows and trused brand name).
e.       Harga yang relatif murah (low price).
Pedoman penting untuk mencapai sasaran kualitas seperti diatas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Bangun kualitas ke dalam proses
b.      Kembangkan tim kerja dan sebar luaskan sampai departemen
c.       Mantapkan ikatan dengan pemasok secara khusus
d.      Latihah manajer dan karywan agar mereka partisipasi dalam program peningkatan kualitas
e.       Berdayakan karyawan pada setiap tingkat organisasi, berikan wewenang dann tanggung jawab dalam membuat keputusan menentukan kualitas.
f.       Mantapkan komitmen manajer terhadap  kualitas.
g.      Berikan insentif kepada orang kepada yang kerja berkualitas
h.      Kembangkan strategi perusahaan dala perbaikan kualitas.
4.      Kenyamanan
Dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan , misal kesenangan apa yang diinginkan dan harapan dari pelayanan yang disajikan perusahaan. Memberikan pelayanan menyenangkan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.       Lokasi usaha dekat dengan pelanggan
b.      Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan
c.       Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Perusahaan buka 24 jam sehari selama seminggu atau tidak
d.      Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak
e.       Berikan kemudahan kepada pelanggan agar dapat membeli secara kredit
f.       Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, dan sopan.
5.      Inovasi
Merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan besar yanng sangat cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi terus-menerus. Inovasi terus-menerus merupakan kekuatan bagi wirausaha dalam meraih sukses usaha. Beberapa bentuk inovasi yang lazim dan terkenal antara lain bentuk produk baru, perbedaan teknik, dan pendekatan baru dalam memperkenalkan.
6.      Kecepatan
Merupakan kekuatan dalam persaingan. Kecepatan mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan emenuhi permintaan pasar. Secara filosofi, keceptan di sebut Time Compression Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu:
a.       Mempercepat produk baru ke pasar, dan
b.      Memperpendek waktu dalam merespon permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau menyampaikan.
Agar perusahaan yang mementingkan TQM dapat bersaing, sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut.
a.       Perbarui keseluruhan proses sehingga menjadi lebih cepat
b.      Ciptakan fungsi silang dari tim kerja, berikan wewenang untuk memecahkan persoalan. Tim kerja dimaksud adalah insinyur, pekerja di pabrik penjual, ahli kualitas, dan pelanggan
c.       Arahkan tujuan secara agresif untuk mengurangi waktu dan memperpendek jadwal. Melalui TQM diharapkan dapat mnegurangi siklus waktu, misal seharusnya beberapa minggu menjadi beberapa hari atau jam saja, seharusnya sebulan hanya beberapa minggu saja, dan seterusnya.
d.      Tanamkan budaya cepat. Pelayanan harus cepat namun efektif dan sopan
e.       Gunakan teknologi yang dapat mempercepat proses.
7.      Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Wirusaha mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik dan tidak tertandingi oleh pesaaing. Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan pelanggan dilakukan sebagai berikut.
a.       Dengarkan dan perhatikan pelanggan
b.      Tetapkan pelayanan terbaik
c.       Tetapkan ukuran dan kinerja standar
d.      Berikan perlindungan hak-hak karyawan
e.       Latih karyawan untuk memberikan pelayanan istimewa
f.       Gunakan teknologi yyang memberikan pelayanan terbaik
g.      Berikan hadiah bagi pelayanan terbaik
8.      Produk
Produk memiliki siklus hidup (product life cycle), terdiri atas tahap pengembangan, pengenalan, pertumbuhan penjualan, kematangan, kejenuhan, dan penurunan.
a.       Tahap Pengembangan
Pengembangan produk baru merupakan bagian terpenting dalam pemasaran, tetapi dalam tahap pengembangan produk sering timbul isiko besar dan hampir 80% produk gagal (Zimmerer, 1996:124). Beberapa alasan mengapa produk baru gagal:
1)      Produk baru tidak berbeda secara memadai dengan produk yang ada dipasar.
2)      Wirausaha tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pasar.
3)      Perusahaan sangat miksin perencanaan dan kurang gencar dalam memperkenalkan produk-produk baru.
4)      Wirausaha gagal untuk menyesuaikan stategi produk ketika ada perubahan.
5)      Perusahaan kekurangan dana yang memadai dan kurang komitmen terhadap produk baru.
Terdapat banyak cara untuk merekayasa produk barang dan jasa agar di minati oleh konsumen, di antaranya:
1)      Jenis-jenis di perbaharui.
2)      Kualitas dibedakan dan ditingkatkan.
3)      Model dan desain bermacam-macam dan dibedakan.
4)      Kemasan, earna, bentuk, ukuran, standar, merek dibuat sedemikian rupa sehingga lebih menarik.
b.      Tahap Pengenalan
Produk baru diperkenalkan kepada konsumen potensial karena masih kurang diterima di pasar, sehingga harus menerobos pasar, bersaing dengan produk yang sudah ada. Memperkenalkan produk baru ini, promosi dan periklanan harus gencar agar produk dikenal oleh konsumen terutama konsumen potensial, biaya pemasaran tahap ini relatif besar, maka keuntungan bisa negatif.
c.       Tahap Pertumbuhan Penjualan
Barang sudah dikenal konsumen, produk mulai diterima oleh konsumen. Konsumen membandingkan produk dalam jumlah yang cukup besar, sehingga volume penjualan meningkat dan termasuk keuntungan. Apabila barang baru gagal menembus konsumen pada tahap perkenalan dan pertumbuhan, maka barang tidak akan laku terjual.
d.      Tahap Kematangan
Volume penjualan terus meningkat dan margin labor mencapai puncak, tetapi kemudian menurun, karena masuk pesaing baru ke pasar. Masuknya produk pesaing menyebabkan menurunnya hasil penjualan.
e.       Tahap Kejenuhan
Tahap ini penjualan mencapai puncak dan konsumen mulai jenuh terhadap produk, sehingga inovasi produk harus  dimulai.
f.       Tahap Penurunan
Tahap ini merupakan lingkaran akhir daur hidup produk. Hasil penjualan produk secara terus-menerus mulai menurun, produk-produk lama mulai diobral dan cuci gudang, margin laba turun secara drastis. Jika produk mencapai tahap penurunan, tidak berarti produk gagal, karena setiap produk yang telah populer akan selalu diperbaiki kembali, tetapi tidak ada perusahaan yang mampu mempertahankan posisi volume penjualan tanpa inovasi dan perubahan produk. Hasil-hasil inovasi dalam bentuk kreasi produk secara terus-menerus akan memberi kepuasan kepada konsumen.
g.      Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah strategis, menyenangkan, dan efisien. Kondisi untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan sebgai berikut.
1)      Memperbanyak saluran distribusi, misal langsung ke konsumen atau tidak langsung melalui agen.
2)      Memperluas segmentasi atau cakupan, misal segmen lokal, regional, nasional dan internasional.
3)      Menata penampilan tempat usaha misal tata etalase dan posisi produk.
4)      Menggunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin.
5)      Mengubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang yang lain, unruk mengendalikan persediaan dan penawaran.
Dua saluran distribusi masing-masing berbeda, yaitu saluran distribusi untuk barang industri dan saluran distribusi untuk barang konsumsi. Saluran distribusi untuk barang-barang konsumsi, memiliki empat saluran distribusi, yaitu dari pabrik ke:
a)      Konusmen,
b)      Pedagang kecil kemudian ke konsumen,
c)      Pedagang besar (grosir) kemudian ke konsumen,
d)     Pedagang besar kemudian ke pedagang besar lain, selanjutnya ke pedagang keicl?eceran, terus ke konsumen.
Barang-barang industri melalui dua saluran, yaitu dari:
a)      Pabrik ke industri pemakai,
b)      Pabrik ke pedagang besar (grosir) lalu ke industri pemakai.

2.2  MENENTUKAN HARGA
2.2.1        Pengertian Harga
Harga tepat adalah harga yang dapat dijangkau dan paling efisien bagi konsumen. Wirausaha dapat menciptakan harga yang paling efisien dengan inovasi dan kreativitas. Menetapkan harga yang tepat perlu mempertimbangkan berbagai faktor, tidak sekedar intuisi atau perasaan, tetapi juga berdasarkan informasi, fakta, dan analisis di lapangan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan harga :
1.      Biaya barang dan jasa.
2.      Permintaan dan penawaran pasar.
3.      Antisipasi volume penjualan produk dan jasa.
4.      Harga pesaing.
5.      Kondisi ekonomi.
6.      Lokasi usaha.
7.      Fluktuasi musim.
8.      Faktor psikologis pelanggan.
9.      Bunga kredit dan bentuk kredit.
10.  Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan)
Selain mempertimbangkan faktor-fakor tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memberikan harga untuk menarik konsumen :
1.      Menentukan harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan harga, yaitu :
a.       Biaya penjualan dan biaya pembelian barang dari konsumen.
b.      Harga pesaing.
c.       Elastisitas permintaan barang.
Jika terdapat pesaing menjual barang dengan ukuran, sifat, dan jenis barang yang sama dengan barang dan jasa yang dijual, maka produsen dapat memilih strategi sebagai berikut :
1.      Menetapkan harga lebih rendah dari harga pesaing untuk barang-barang, sedang harga barang-barang lain bisa sama atau lebih tinggi. Alternatif lain adalah menyamakan harga pesaing, tetapi dengan kualitas barang dan pelayanan yang berbeda atau lebih baik.
2.      Memberikan kualitas barang yang lebih baik dengan harga yang lebih tinggi.
2.      Memberikan potongan harga yang bervariasi, misal :
a.       Potongan penjualan tunai.
b.      Potongan penjualan dengan pembelian tunai.
c.       Sistem diskon/hadiah.
3.      Memberi keringanan waktu pembayaran, dengan tiga cara :
a.       Pembayaran sebagian di muka.
b.      Pembayaran di belakang.
c.       Pembayaran kredit.
2.2.2        Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dapat dipilih antara lain :
1.      Penetrasi pasar (market penetration)adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa yang sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan periklanan. Misal, upaya promosi dan iklan yang gencar dilakukan produk-produk jamu, perusahaan-perusahaan rokok, produk makanan dan minuman, dan berhasi meningkatkan angka penjualan.
2.      Pengembangan pasar (market development) mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada pada pasar baru. Posisi strategi ini, yang diperluas bukan upaya penjualan atau promosi, melainkan uapaya untuk mencari pasar baru. Misal, produk-produk AMWAY dan CNI yang dipasarkan melalui jaringan berjenjang (multilevel marketing).
3.      Pengembangan produk (product development) mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada. produk-produk itu dapat merupakan modifikasi dari produk yang sudah ada. misal, produk-produk pakaian wanita dan anak-anak, mobil, komputer, dan elektronik.
4.      Segmentasi pasar (market segmentation) merupakan strategi pemasaran yang terkenal bagi usaha baru, produk dipasarkan berdasarkan segmentasi. Misal, segmentasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendapatan dan sebagainya.

2.2.3        Penentuan Harga
Volume Penentuan harga produk baru perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika terlalu tinggi, volume penjualan bisa terjadi tidak terlalu tinggi. Sebaliknya bila harga terlalu rendah, maka biaya tidak tertutupi oleh hasil penjualan. Sehingga, dalam menetapkan harga bagi produk baru, wirausaha hendaknya dapat memuaskan tiga tujuan, yaitu :
1.      Menghasilkan produk yang diterima oleh konsumen potensial, berapapun banyaknya.
2.      Memelihara pangsa pasar dengan akibat pertumbuhan pesaing.
Jika produk baru berhasil maka pesaing akan masuk ke pasar, dan perusahaan kecil memperluas atau mempertahankan pangsa pasar.
3.      Memperoleh labar.
Perusahaan baru harus bertahan agar hasil penjualan lebih tinggi dari biaya produksi.
2.2.4        Harga Barang Konsumsi
Menentukan harga barang-barang yang diproduksi, suatu perusahaan memiliki tiga pilihan harga, yaitu :
1.      Harga di bawah harga pasar untuk produk yang sama.
Strategi penetrasi harga (price penetration) merupakan penetapan harga di bawah harga normal. Kondisi ini dilakukan apabila usaha baru memperkenalkan produk baru ke pasar dan sudah terdapat penjual produk sama dengan persaingan yang tinggi. Posisi ini dimaksudkan agar barang yang dihasilkan diterima oleh pasar. Supaya produk yang dipasarkan berhasil dengan baik, maka produk baru berusaha menekan pasar, untuk mempercepat penguasaan pasar, produk baru harus dijual dengan harga yang relatif rendah, sehingga tercapai volume penjualan yang tinggi. Pengenalan produk biasanya dilengkapi dengan periklanan dan teknik promosi, penjualan khusus, dan potongan harga. Penetapan penetrasi harga dala jangka waktu yang lama supaya diterima konsumen. Tujuan dari penetrasi harga adalah untuk mempertahankan produk baru di pasar.
2.      Harga di atas harga pasar.
Strategi harga skimming (skimming price) merupakan penetapan harga di atas harga normal. Strategi ini digunakan bila memperkenalkan produk baru ke pasar yang terdapat sedikit atau tidak ada pesaing sama sekali. Perusahaan menggunakan taktik apabila pasar terdiri atas sekelompok elit pembeli yang mampu membayar dengan harga tinggi. Perusahaan menetapkan harga di atas harga normal untuk menutup kembali biaya pengembangan awal dan biaya promosi sesegera mungkin serta menghasilkan laba.
Salah satu variasi dan skimming adalah strategi sliding-downthe-demand-curve. Perusahaan baru memperkenalkan produk dengan harga yang tinggi. Kemudian, berdasarkan kemajuan teknologi yang dimiliki mampu menurunkan biaya dengan cepat sehingga menurunkan harga produk lebih cepat dari harga pesaing. Melalui penurunan harga barang dan jasa yang dimiliki akibat kemajuan teknologi, maka perusahaan baru dapat meningkatkan volume penjualan dengan cepat dan merebut pangsa pasar pesaing. Tujuan strategi ini adalah untuk merebut keunggulan bersaing melalui keunggulan teknologi.
3.      Harga sama dengan harga pasar
Strategi follow-the-leader pricing. Strategi ini biasa dilakukan oleh pedagang kecil dengan mengamati berbagai kebijakan harga pesaing dan harga individual dengan meninjau periklanan. Pedagang kecil menggunakan informasi ini untuk mencari peluang.
2.3  PERLUASAN USAHA
2.3.1        Peningkatan Ekonomis
Peningkatan ekonomis dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, system distribusi, dan tempat usaha. Kondisi ini dapat dilakukan apabila perluasan usaha akan menurunkan biaya jangka panjang, berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Sebaliknya, apabila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomics of scale), maka kondisi ini tidak baik  untuk dilakukan. Jika produk barang dan jasa sudah mencapai titik paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bias dilakukan, karena akan mendorong kenaikan biaya.
Berdasarkan kejadian tersebut, maka  skala usaha ekonomi akan terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menurunkan biaya jangka panjang. Skala usaha tidak ekonomis terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menaikkan biaya jangka panjang. Apabila terjadi skala usaha yang tidak ekonomis, wirausaha dapat meningkatkan usaha dengan memperluas cakupan usaha, karena skala ekonomis menunjukkan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan output, maka kurva pengalaman atau kurva belajar menunjukkan pengurangan biaya yang muncul akibat kenaikan volume secarakumulatif. Misal terdapat penurunan biaya dari 15 hingga 45 persen sebagai akibat dari kenaikan output kumulatif dua kali lipat.

2.3.2        Perluasan Usaha
Perluasan usaha dilakukan dengan menambah jenis usaha, produk, dan jasa baru yang berbedadari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi yang berbeda. Misal usaha angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus pariwisata, usaha jasa Pendidikan diperluas dengan usaha jasa pelatihan dan kursus-kursus, dengan demikian lingkup usaha ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah “lebih kecil” dari penjumlahan biaya produksi masing-masing produk itu apa bila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha bias dilakukan apabila wirausaha memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya, apabila lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-samaadalah “lebih besar” dari penjumlahan biaya produk pada masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah, sebagai contoh seorang wirausaha yang memproduksi barang P dengan biaya sebesar C(P) memperluas usaha dengan cara mengakuisisi atau menggabungkan perusahaan yang menghasilkan barang M dengan besar biaya C(M). Posisi tingkat produksi sama diperlukan biaya produksi total bersamasebesar C (P, M). Kasus ini melingkupi usaha ekonomis terjadi apabila biaya bersama kurang dari jumlah biaya apabila produk dihasilkan masing-masing atau C (P, M) < C(P) + C(M), dengan derajat lingkup usaha ekonomis DE.
Text Box: Derajat Ekonomis (DE) =  (C(P)+C(M)-C(P,M))/(C(P,M))
 




Bersama C (P, M), maka semakin tinggi derajatekonomis (DE) sehingga lingkup usaha dikatakan ekonomis, atau suatu lingkup usaha dikatakan ekonomis, apabila C (P, M) < C(P) + C(M) dan DE bernilaipositif (DE > 0). Sebaliknya suatu lingkup usaha dikatakan tidak ekonomis apabila C (P, M) >C(P) + C(M) dan DE bernilai negatif (DE < 0). Memperluas skala ekonomi atau lingkup ekonomi, apabila pengetahuan usaha dan permodalan cukup, wirausaha dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan lain melalui usaha patungan (joint venture) atau kerjasama manajemen melalui sistem kemitraan
2.3.3        Harga Barang Industri
1. Strategi Cost-Plus Pricing
Digunakan untuk barang-barang industri, yaitu dengan menambahkan margin laba yang dikehendaki terhadap biaya-biaya langsung, seperti biaya bahan baku, ongkos tenaga kerja, biaya overhead, penjualan, dan administrasi. Penggunaan strategi cost-plus, harga jual dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Biaya Tenaga Kerja
+
Harga Jual = Bahan Baku               +  Biaya Penjualan dan administrasi         + Margin
+
Overhead
 
 





2. Biaya Langsung dan Formulasi Harga
Biaya langsung erupakan biaya yang langsung berhubungan dengan volue produksi, misal biaya bahan baku dan upah tenaga kerja. Pemmbiayaan ini tidak termasuk biaya overhead pabrik seperti sewa, penyusutan, dan asuransi. Tabel berikut enggabarkan struktur biaya langsung.
Laporan Laba Rugi
Keterangan                                                                                                                                            Jumlah
Penjualan                                                                                                                                      Rp 100.000.000
Biaya penjualan:
Bahan Baku                                                                 Rp 30.000.000
Tenaga kerja                                                              Rp 20.000.000
Overhead                                                                    Rp. 10.000.000                               Rp 60.000.000
Laba Kotor                                                                                                                                     Rp 40.000.000
Biaya operasional:
Administrasi dan Umum                                        Rp 6.000.000
Penjualan                                                                    Rp 5.000.000
Lain-lain                                                                        Rp. 4000.000                                  Rp 15.000.000
Laba Bersih sebelum Pajak                                                                                                     Rp 25.000.000
 
 












3. Penentuan Harga Jual Model Pulang Pokok
Penentuan harga jual dalam model ini dilakukan dengan enghitung besar presentase tertentu dari total penjualan yang digunakan untuk biaya variabel. Berikut salah satu contoh teknik menghitung harga jual model pulang pokok atau titik impas (break even). Misal biaya variabel suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
Bahan Baku                            Rp 40.000 per unit
Upah Tenaga Kerja                 Rp 50.000 per unit
Biaya Overhead Variabel        Rp 10.000 per unit
Biaya Variabel Total               Rp 100.000 per unit
 


Berdasarkan contoh di atas, maka harga penjualan minimum sebesar Rp 100.000. apabila harga jual di bawah harga minimum, maka biaya variabel tidak akan tertutupi, untuk menghitung harga penjualan pulang pokok (break even)
2.3.4        Penentuan Harga Jasa
Perusahaan jasa dapat memperoleh manfaat yang efektif. Perusahaan jasa menentukan harga berdasarkan material yang digunakan untuk menyediakan jasa, tenaga kerja, dan untuk memperoleh laba terdapat perusahaan jasa menghitung harga pelayanan hanya didasarkan pad jam kerja atau jam kerja aktual yang digunakan untuk membentuk jasa.
2.3.5        Alat Penentuan Harga
1.    Mark-up, merupakan metode penentuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu pada penjualan untuk meningkatkan laba, denan rumus:
2.    Analisis pulang pokok digunakan untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap, dengan rumus:
2.3.6        Promo
Barang dan jasa yang diproduksi supaya dikenal, diketahui dan diminta konsumen, maka wirausaha perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
1.                  Menginformasikan barang / jasa pada konsumen.
2.                  Membujuk konsumen supaya membeli barang / jasa yang dihasilkan
3.                  Mempengaruhi konsumen tertarik terhadap barang / jasa yang dihasilkan
Kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan dengan periklanan dan promosi. Sehingga, promosi merupakan cara mengkomunikasikan barang / jasa yang ditawarkan. Agar konsumen dapat mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), mengigat (to remind) dan mempengaruhi (to influence) maka dengan promosi barang dan jasa akan mudah dikenal oleh konsumen.
Beberapa jenis promosi yang dapat dijadikan pertimbangan.
1.                  Media, misal media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, tv,internet, dan lain- lain).
2.                  Promosi penjualan, misal melalui pameran dagang, kuis berhadiah, dan lainnya.
3.                  Wiraniaga, mempromosikan langsung barang ke konsumen dengan membawa produk.
4.                  Pemasaran langsung, langsung menghubungi konsumen.
5.                  Humors, yaitu mempublikasikan barang melalui billboard, pamphlet, dan sebaginya.
            Strategi tersebut tergantung pada elastisitas permintaan, biaya barang, dan harga yang dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa yang dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa yang diproduksi dikenal dan dibutuhkan konsumen, maka tugas wirausaha adalah:
1.                  Mempertahankan pangsa pasar dan volume penjualan.
2.                  Mengembangkan pansa pasar dan volume penjualan .
            Mempertahkan dan mengembangkan pangsa pasar, wirausaha dapat melakukan langkah- langkah berikut :
1.                  Menghargai dan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen
2.                  Menganalisis kelebihan dan kekurangan pemasaran yang di miliki maupun kelebihan dan kelemahan pesaing.
3.                  Mencari strategi untuk menyerang market leader.
2.3.7        Pemasaran Usaha Baru
                                    Apabila belum mengetahui barang atau jasa yang akan dijual, terlebih dahulu harus
Melakukan suvei untuk mendapatkan informasi mengenai :
1.         Peluang Pasar
       Peluang Pasar dapat dilihat dengan cara mengamati konsumen. Fokus pengamatan terhadap konsumen adalah :
a.    Barang dan jasa yang paling dibutuhkan konsumen
b.    Beberapa banyak yang dibutuhkan
c.    Kualitas yang paling tepat
d.   Berapa banyaknya
          Melihat terdapat atau tidak peluang pasar. Ada beberapa langkah harus diperhatikan :
a.    Amati masyarakat sekitar. Misal, kebutuhan rutin (seperti sembako) kebutuhan musiman seperti baju lebaran, jaket untu musim hujan dan kebutuhan lain yang paling diperlukan (misal, kebututuhan akan sabun cuci, pasta gigi dan sabun mandi) dan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan lainnya.
b.    Kapan konsumen membutuhkan barang. Misal setiap saat atau sering dibutuhkan, kadang – kadang dibutuhkan atau jarang dibutuhkan.
c.    Melihat karakteristik konsumen, baik berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, maupun pendidikan. Karakteristik ini penting untuk menentukan jenis barang yang cocok dengan kebutuhan konsumen. Misal, jika konsumen wanita, berarti kebutuhanwanita harus disediakan dan sebagainya.
d.   Daya beli (kemampuan membayar) konsumen. Perlu diperhatikan adalan pendapat masyarakat. Misal, masyarakat berpendapat rendah, barang yang disajikan sesuai dengan kualitas dan harga yang terjangkau oleh tingkat konsumen.
e.    Terdapat pesaing atau tidak. Jika ada, peluang pasar apa yang belum diambil oleh pesaing. Bagi usaha baru dan kecil lebih baik menggarap niche market.
2.         Tempat yang Tepat
       Menempatkan barang dalam pasar yang cocok. Misal, ditempat ramai dan dikunjungi orang seperti ditempat pariwisata, pasar umum, dekat lalu lintas jalan raya, dan sebagainya.
3.         Banyak Barang yang Dibutuhkan
       Beberapa volume : barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen rata- rata perhari (dengan perkiraan)
4.         Target yang hendak Dicapai
       Misal, untuk mengajr keuntungan, untuk meraih pelanggan rutin, untuk meraih pelanggan temporer, atau hanya sekedar laku terjual dalam rangka meraih konsumen baru.
5.         Fungsi – fungsi Pemasaran Usaha Baru
       Beberapa kegiatan dalam lingkup pemasaran, yakni:
a.    Pembelian
Pembelian merupakan kegiatan membeli barang yang akan kita jual kembali. Kegiatan ini mencari pemasok misal agem, produsen atau pedagang besar (grosir). Apabila dari produsen langsung. Sebaiknya menanyakan alamat perusahaan yang menyediakan barang – barang kepada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau lewat media sosial dan majalah bisnis lain, jika bukan dari produsen langsung lebih baik hubungi agen dan distributor terdekat.
b.    Penyimpanan (penggudangan)
Simpan barang – barang dagangan sebaik mungkin, jangan sampai berubah bentuk, sifat, warna, ukuran, dan standar kualitas
c.    Sortir dan pengemasan
Sortir dan pengemasan dilakukan dalam bentuk dan warna yang menarik, aman dari perubahan bentuk, warna, sifat, dan standar kualitas. Penempatan merek dagang juga harus diperhatikan dengan cermat.
d.   Penjualan
Penjualan berarti menyajikan barang agar konsumen menjadi tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan dapat dilakukan dengan cara :
1)            Langsung mendatangi konsumen
2)            Menunggu kedatangan konsumen
3)            Melayani pesanan dan
4)            Kontak produksi
     Agar pembeli tertarik dan membeli barang, berusaha pelayanan penjualan sebaik mungkin, misal,
1)                  Mengelompokkan barang – barang yang tahan lama dan cepat using/ rusak (tidak tahan lama). Letakkan barang – barang yang diminati konsumen pada tempat yang paling mudah dijangkau.
2)                  Memberikan kepastian harga supaya konsumen dapat membandingkan dengan harga pesaing.
3)                  Melayani konsumen dengan cepat dan penuh keramahan.
2.4 KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
2.4.1                    Dasar Kompetensi
Kesinambungan hidup perusahaan tergantung pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan bersaing melalui strategi yang dimiliki. Colin Montgomery (1998:5), strategi perusahaan adalah cara-cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi aktivitas multipemasaran.
Manajemen perusahaan modern telah terjadi pergeseran strategi, dari strategi memaksimalkan keuntungan pemegang saham (mencari laba perusahaan) menjadi memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder), yaitu individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan perusahaan, bukan hanya pemegang saham, tetapi juga karyawan, manajemen, pembeli, masyarakat, pemasok, distributor, dan pemerintah. Konsep laba tidak dapat dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi pemilik kepentingan.
Laba perusahaan merupakan cermin dari kinerja manajemen strategis yang berhasil memuaskan pemilik kepentingan. Tugas manajemen strategis adalah menciptakan laba yang bias dipergunakan sebagai sumber dana untuk investasi dan meningkatkan manfaat bagi pemilik kepetingan. Albert Widjaja (1993), laba perusahaan merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran keberhasilan, tetapi bukan tujuan akhir dari suatu perusahaan, karena jika tidak memperoleh laba, maka perusahaan tidak dapat memberikan kenaikan gaji, membagikan dividen kepada pemegang saham, memperluas usaha, dan membayar pajak (J.Supranto, 1993:5)
Teori ekonomi mikro neoklasik dari mazhab Austria, dikemukakan bahwa perusahaaan dapat memperoleh keuntungan jika memiliki keunggulan yang unik untuk menghindari persaingan sempurna. Schumpeter (1934), keuntungan hanya dapat tercipta dari penemuan yang dilakukan wirausaha. Penemuan para wirausaha dapat menciptakan keuntungan melalui penemuan cara-cara baru dalam memberi pelayanan terbaik kepada pelanggan. Menurut Richard A. D'Aveni (1994:253), penemuan para wirausaha merupakan hasil dari proses kreatif yang dinamis dari para pencipta berusaha menciptakan ketidakseimbangan pasar, karena wirausaha menciptakan barang-barang baru dan berbeda serta menciptakan nilai di pasar.
Selain mazhab neoklasik, beberapa ahli para ekonomi dan manajemen tahun 1980-an hingga
1990-an mengemukakan berbagai pandangan tentang bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari persaingan. Michael Porter (1980) terkenal dengan teori  strategi bersaing (competitive strategy), mengemukakan bahwa perusahaan harus menciptakan daya saing khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat (bargaining power) dalam persaingan. Menurut teori strategi dinamis dari Porter (1991). perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi yaitu:
Tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen (seperti produksi dan pemasaran)harus secara kolektik memperlihatkan posisiposisi terkuat di pasar.
Tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan perusahaan serta diperbarui terus (dinamis) perubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan, missal dengan “reputasirendah” dan biaya produksi yang rendah. Kompetensi khusus ini dikembangkan terus secara dinamis, jika tidak diubah maka tingkat  keuntungan perusahaan bisa menurun. 
Perusahaan harus menciptakan daya saing khusus untuk memperkuat posisi tawar-menawar dalam persaingan, serta untuk menampung tuntutan persaingan di pasar yang berasal dari para pemasok, pembeli, ancaman pendatang baru, produk pengganti, dan tantangan gencar lain dari pesaing. Berdasarkan strategi ini, perusahaan mencari pasar kuat berbiaya rendah yang harus menjadi senjata utama dalam persaingan. Mintzberg (1990) dalam teori "design school perusahaan harus mendesain strategi perusahaan yang cocok antara peluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan internal yang memadai dan berpedoman pada pilihan
alternatif dari "strategi besar" (grand strategy), kemudian didukung dengan menumbuhkan kapasitas inti yang merupakan kompetensi khusus dari pengelolaan sumber daya perusahaan. Kompetensi tersebut diciptakan melalui strategi generik milik Porter, seperti strategi biaya rendah, diferensiasi, dan fokus serta didukung oleh nilai-nilai budaya yang relevan. Teori kompetensi inti sebenarnya sering dikemukakan para ahli sepertiGary Hamel, C. K. Prahalad, dan H. Mintzberg.
Gary Hamel dan C. K. Prahalad dalam karyanya "Competing for the Future" (1994) mengemukakan beberapa definisi kompetensi inti sebagai berikut:
1.      Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan daiam serangkaian produk atau jasa.
2.      Kompetensi inti adalah sekumpulan keterampilan dan teknologi yang dimiliki perusahaan untuk bersaing.
3.      Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan perusahaan memberikan manfaat fundamental kepada pelanggan.
4.      Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan suatu keunikan bersaing dan memberikan kontribusi terhadap nilai dan biaya konsumen.
Menurut Mahoney dan Pandian (1992), untuk menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan krisis eksternal, perusahaan kecil dapat menggunakan teori :sttategi berbasis sumber daya” (resource-based strategy). Teori ini dinilai potensial untuk memelihara keberhasilan perusahaan ketika berada dalam situasi eksternal yang bergejolak, misal dalam keadaan krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia seperti saat ini, mengutamakan pengembangan kapabilitas internal yang unggul, tidak transparan, sukar ditiru oleh pesaing, memberi daya saing jangka panjang yang melebihi tuntutan pasar saat ini, dan kebal terhadap resesi. Sumber daya perusahaan berupa tanah, teknologim tenaga kerja (termasuk kapabilitas dan pengetahuan), modal, dan kebiasaan rutin dapat dikelola secara khusus untuk memperoleh keuntungan yang terus-menerus dari pesaingan. Menurut “teori berbasis sumber daya” (resource-based theory) yang dikutip oleh Schoemaker (1980), pusat perhatian perusahaan dalam menciptakan keunggulan daya saing untuk mencri keuntungan besar yang dikemukakan Poter (1985) merupakan startegi jangka pendek dan statis, karena untuk meraih keuntungan berkesinambungan yang diperlukan adalah daya saing jangka panjang (Albert Wijaya, 1993:47). Meraih keuntungan berkesinambungan perusahaan berusaha mencari dan menumbuhkan kapabilitas khusus dari semua sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal dan dapat diubah menjadi peluang produktif yang unik, diantaranya melalui pencarian ide-ide baru atau wawasan manajemen yang lebih luas secara terus-menerus. Perusahaan dapat meraih keuntungan melalui penggunaan sumber daya yang lebih baik, diantaranya dengan :
1.      Pola organisasi dan administrasi yang baik.
2.      Perpaduan asset fisik berwujud seperti sumber daya manusia dana lam, serta asset tidak berwujud seperti kebiasaan berfikir kreatif (Penrose, 1985) dan keterampilan manajerial.
3.      Budaya perusahaan.
4.      Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru.
Teori strategi dinamis maupun strategi berbasis sumber daya, sangat relevan jika diterapkan dalam pembangunan perusahaan kecil di Indonesia yang dihadapkan pada persaingan bebas dan krisis ekonomi berkepanjangan seperti saat ini. Perhatian utama diletakkan pada keunggulan daya saing untuk menciptakan nilai tambah tinggi melalui potensi sumber daya alam (local) yang ada dan kapabilitas sumber daya manusia dibekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi. Menggunakan startegi berbasis sumber daya, dunia usaha Indonesia akan bangkit dan berusaha untuk menciptakan kapabilitas khusus dari sumber daya internal perusahaan serta tidak dari sumber daya internal perusahaan serta tidak lagi terlalu mengandalkan startegi kekuatan pasar seperti monopoli dan fasilitas pemerintah. Perusahaan kecil bias tumbuh cepat bila berani berpikir kreatif dan mengetahui cara mengembangan sumber daya internal secara kreatif.
Konteks persaingan global, perusahaan kecil harus mengalihkan strategi pada penggunaan sumber daya internal. Strategi  pengembangan perusahaan mengarahkan pada keahlian khusus secara internal yang bias menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa produksi. Kondisi ini dapat dilakukan melalui pangsa produksi (manufacturing share), yaitu perusahaan yang muncul pada berbagai produk dan mempunyai berbagai komponen penting yang sama serta tidak mencari pangsa pasar pada produk konsumen akhir seperti masa lalu. Strategi berbasis sumber daya ini menurut Albert Widjaja (1993:47), lebih murah dan ampuh karena usaha kecil bisa dimanfaatkan sumber daya alam dan tenaga kerja lokal.
Berdasarkan teori berbasis sumber daya dapat disimpulkan bahwa, dalam konteks persaingan bebas, pelaku wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan usaha. Strategi pengembangan perusahaan, baik yang baru maupun yang sudah lama harus mengarah pada penggunaan sumber daya internal dengan mengarah pada keahlian khusus yang bisa menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa pasar produk pada produ konsumen akhir. Wirausaha dapat lebih berkembang dalam persaingan lokal, nasioanl, maupun internasional. Grant (1991) yang dikutip oleh Albert Wijaya (1994), terdapat beberapa langakh yang dapat digunakan untuk mengembangakn strategi berbasis sumber daya, antara lain:
1.      Mengidentifkasi  dan mengklasifikasi sumber daya berupa:
a.       Teknologi
b.      Kapabilitas karyawan
c.       Paten dan merek
d.      Kemampuan keuangan
e.       Kecanggihan pemasaran
f.       Pelayanan pelanggan.
Lebih lanjur, sumber daya tersebut diklasifikasikan :
a.       Sumber daya finansial
b.      Sumber daya fisik
c.       Sumber daya manusia
d.      Sumber daya teknologi
e.       Sumber daya reputasi organisasi.
2.      Mengidentifikasi dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas. Kapabilitas diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui kerja sama, tim untuk mengembangkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas tersebut mengintegrasikan ide baru, keterampilan, dan pengetahuan lain yang menjadi kunci berpikir kreatif.
3.      Menyotir dan mengembangkan kapabilitas untuk diterapkan dipasar guna mencapai keuntungan tinggi secara berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi. Tahap ini, kapabilitas perlu dipertahankan dalam hal:
a.       Daya tahan, yaitu perlu untuk diperbarui atau dimodifikasi dengan mencari pengetahuan dan ide-ide baru.
b.      Tidak boleh transparan, yaitu dengan mengembangkan kapabilitas yang beragam dan tidak menggantungkan salah satu sumber kapabilitas sehingga sulit diamati atau direkonstruksi oleh orang lain.
4.      Memformulasikan strategi pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas seefektif mungkin pada semua kegiatan manajemen. Sementara itu, perusahaan harus mempelajari perkembangan manajemen dan kemungkinan-kemungkinan masa depan untuk mempertahankan daya saing perusahaan secara berkesinambungan.
2.4.2                    Stategi Bersaing
Konsep strategi pemasaran terdapat istilah (marketing mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu :
1.      Barang dan jasa (product)
2.      Harga (price)
3.      Tempat (place)
4.      Promosi (promotion)
Kewirausahaan memiliki 4P ditambah dengan satu P, yaitu probe (penelitian dan pengembangan) sehingga menjadi 5P. Riset pemasaran selalu menambahkan probe  pada awal sehingga urutan bauran pemasaran menjadi:
1.      Penelitian dan pengembangan (probe)
2.      Barang dan jasa (product)
3.      Harga (price)
4.      Tempat (place)
5.      Promosi (promotion)
Penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama karena memiliki keterkaitan dengan kreativitas daninovasi, didalamnya tercakup penelitian dan pengembangan produk, harga, tempat, dan promosi. Wirausaha berkembang dan berhasil karena memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta barang-barang yang bernilai dan unggul di pasar. Manajemen strategi yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P sama artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan), pola (patern), posisi (position), perspektif (perspective), dan permainan atau taktik (play).
  1. Strategi Perencanaan
Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai tujuan di masa depan, tetapi tidak selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi menyangkut juga segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya, misal pola-pola perilaku bisnis yang telah dilakuka di masa lampau. Contoh, McDonald’s selama bertahun-tahun telah memegang teguh  dan secara konsisten melaksanakan prinsip kualitas, pelayanan, dan kebersihan, ini menjadi kunci strategi perusahaan McDonald’s. Mercedes sejak awal secara konsisten menjual mobil untuk segmen pasar tingkat atas atau yang disebut dengan ­high-end strategy.
  1. Strategi Pola
Menurut Mintzberg, strategi adalah pola yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan, atau disebut juga sebagai realized strategy karena telah dilakukan oleh perusahaan.
  1. Strategi Posisi
Definisi strategi ketiga menurut Mintzberg strategi adalah posisi yaitu memosisikan produk tertentu ke pasar tertentu. Perusahaan rokok Marlboro dan Sampoerna Mild merupakan perusahaan rokok yang paling serius mempromosikan produk di Indonesia. Masing-masing mempunyai strategi posisi yang berbeda di pasaran. Marlboro memosisikan diri sebagai rokok kaum pria sejati yang menyukai tantangan alam seperti digambarkan melalui iklan-iklan, sedang A Mild lebih ditujukan kepada kaum muda sehingga produk rokok dibuat berkadar tar dan nikotin ringan. Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah, yaitu ke satu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat ke luar yaitu menuju berbagai aspek lingkungan eksternal.
  1. Strategi Perspektif.
Strategi keempat adalah perspektif. Jika dalam perspektif kedua dan ketiga cenderung melihat ke bawah dan ke luar, maka sebaliknya dalam perspektif cenderung lebih melihat ke dalam, yaitu ke dalam organisasi, dan ke atas, yaitu melihat visi utama dari perusahaan.
  1. Strategi Permainan
Strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merek, misal meluncurkan merek kedua agar posisi tetap kukuh dan tidak tersentuh karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan merek kedua tadi.
Tedapat beberapa teori yang membahas strategi dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen serta digunakan oleh para manajer dalam perusahaan besar dan oleh wirausaha dalam perusahaan kecil untuk mempertahankan perusahaan. Teori-teori tersebut secara ringkas akan dibahas sebagai berikut.
2.4.3                    Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing.
Dalam karyanya paling terkenal Competitive Strategy, Michael P. Porter (1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat bersaing.
Beberapa aspek inti dari teori Porter adalah:
  1. Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan, berarti keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian perusahaan untuk dapat bersaing. Tanpa berani bersaing, keberhasilan tidak mungkin dapat diperoleh (Porter, 1997:1). Strategi bersaing dimaksudkan untuk mempertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika menghadapi persaingan.
  2. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar menerapkan strategi generik dalam kegiatan praktis.
  3. Dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan diferensiasi. Semua keunggulan bersaing ini berasal dari struktur industri. Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang lebih efisien dibanding dengan pesaing. Sedang diferensiasi adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa unik serta memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli dalam bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lain.
  4. Kedua jenis dasar keunggulan bersaing menghasilkan tiga strategi generik (Porter, 1997:11-13), yaitu:
a.       Biaya rendah, strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah dalam menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari:
1)      Pengerjaan berskala ekonomis
2)      Teknologi milik sendiri
3)      Akses preferensi ke bahan baku
b.      Diferensiasi, strategi berasal dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dalam industri dan dalam semua dimensi umum yang dapat dihargai oleh konsumen. Diferensiasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain:
1)      Diferensiasi produk
2)      Diferensiasi sistem penyerahan/penyampaian produk
3)      Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran
4)      Diferensiasi dalam peralatan dan konstruksi
5)      Diferensiasi dalam citra produk
c.       Fokus, strategi fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu meski tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan. Terdapat dua fokus, yaitu:
1)      Fokus biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasaran.
2)      Fokus diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasaran, yaitu pembeli dengan pelayanan paling baik dan berbeda dengan yang lain.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi generik pada dasarnya merupakan pendekatan yang berbeda untuk menciptakan keunggulan. Melalui keunggulan bersaing, perusahaan dapat memiliki kinerja diatas rata-rata industri lain. Keunggulan bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat tampil di atas rata-rata.
2.4.4                    Strategi The New 7-S’s (D’Aveni)
Mahoney dan Pandian (1992) dari mazhab strategi berbasis sumber daya, Richard A. D’Aveni (1994:253) mengemukakan bahwa konsep keuntungan neoklasik maupun konsep strategi dinamis dari Porter (1991) memiliki orientasi jangka pendek yang bersifat statis. Seiring dengan perubahan global, yang diperlukan saat ini adalah strategi jangka panjang yang dinamis, seperti diungkapkan oleh Richard A. D’Aveni (1994:253): “Today’s cause of high performance will not work tomorrow, making it difficult to find generic or sustainable strategies that are associated with high performance. Only entrepreneurial discovery of new opportunities and creative destruction of opponent’s, advantages create profit.”
Menghadapi kondisi semakin dinamis seperti sekarang ini, Richard A. D’Aveni (1994:243) mengemukakan suatu ide dasar bahwa perusahaan harus menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan kompetensi inti, pengetahuan, dan keunikan aset tidak berwujud untuk menciptakan keunggulan. Sehingga, D’Aveni mengajukan tujuh kunci keberhasilan perusahaan dalam lingkup persaingan yang sangat dinamis dikenal dengan “The New 7-S’s.”Konsep “The New 7-S’s” ini meliputi pokok-pokok dasar sebagai berikut:
  1. Superior stakeholder satisfaction.
Strategi yang pertama dari New 7-S’s ini bertujuan memberikan kepuasan jauh di atas rata-rata kepada orang-orang yang berkepentingan terhadap perusahaan, tidak hanya pemegang saham, namun juga pemasok, karyawan, manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitar. Memberi kepuasan kepada setiap pemilik kepentingan tersebut, maka kinerja perusahaan akan semakin tinggi. Contoh, pemasok bahan baku akan mempertinggi kualitas pasokan karena mendapatkan manfaat perusahaan, karyawan akan lebih semangat dan tinggi produktivitasnya karena mesara puas dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan, manajer dan pimpinan perusahaan semakin bersemangat karena mendapat kepuasan bekerja, pemegang saham lebih banyak menanamkan modal karena mendapat keuntungan dari investasi, konsumen akan bertambah jumlahnya dan menyebarluaskan reputasi perusahaan karena puas dengan produk yang ditawarkan perusahaan, masyarakat dan pemerintah sangat mendukung karena merasakan manfaat kehadiran perusahaan dalam penyediaan lapangan pekerjaan, kontribusi pajak, dan sebgainya.
  1. Soothsaying.
Strategi yang kedua ini berfokus pada sasaran, perusahaan mencari posisi tepat bagi produk dan jasa yang dihasilkan.
  1. Positioning for speed.
Strategi dalam memosisikan perusahaan secara cepat di pasar. Perusahaan segera mengomunikasikan produk yang dihasilkan ke pasar agar segera dikenal konsumen.
  1. Positioning for surprise.
Membuat posisi mencengangkan melalui barang dan jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen menyukai barang dan jasa yang diciptakan perusahaan.
  1. Shifting the role of the game.
Strategi kelima adalah mengubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda.
  1. Signaling strategic intent.
Strategi keenam adalah mengutamakan perasaan. Kedekatan dengan para karyawan, relasi dan konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk meingkatkan kinerja perusahaan.
  1. Simultanous and sequential strategic thrusts.
Strategi ketujuh adalah mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak strategi secara simultan dan berurutan melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberi kepuasan kepada konsumen.
Kunci utama The New 7-S’s adalah menggunakan inisiatif untuk merebut persaingan. Menurut D’Aveni, The New 7-S’s menyangkut penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda untuk masa yang akan datang. Strategi ini dimaksudkan untuk membatasi strategi dinamis yang dimiliki oleh pesaing. Konsep “creating a new and different future” dikemukakan oleh D’Aveni identik dengan konsep “ability to create the new and different” kewirausahaan yang dikemukakan oleh Drucker (1969:61).
D’Aveni mengelompokkan New 7-S’s di atas menjadi tiga kelompok yang sangat efektif untuk mengganggu pasar serta meliputi visi, kemampuan, dan taktik. Kerangka kerja The New 7-S’s berdasar pada strategi penemuan dan pengembangan keunggulan melalui ganggungan pasar, bukan berdasarkan keunggulan yang berkesinambungan dan keseimbangan yang sempurna. Sebagai ilustrasi, uraian ketiga faktor tersebut tampak dalam Tabel dibawah. Ketiga faktor saling berhubungan dan bekerja sama mengembangkan visi, kapabilitas, dan taktik untuk menciptakan gangguan pasar. Tujuan dari The New 7-S’s adalah menciptakan gangguan melalui penciptaan keunggulan-keunggulan baru yang berkesinambungan.




BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1  Profil Usaha
3.1.1 Sejarah usaha
ARCHIPELAGO merupakan suatu usaha industri dalam bidang produksi tas yang didirikan oleh Bapak Hariyono sejak tahun 2001, terletak di Desa Gulang RT 5 / RW 2 Mejobo, Kudus. Sebelum merintis usahanya, beliau pernah bekerja di pabrik garmen di daerah Tangerang pada tahun 1996, akan tetapi setelah menikah, beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan kembali ke Kudus.
Pada saat masih pelajar, setelah pulang sekolah beliau juga sering ikut membantu tetangganya yang memiliki usaha memotong dan menjahit tas. Namun setelah lulus dari MA, beliau tidak lagi melanjutkan membantu menjahit lagi karena kurang nyaman dan merasa sering bosan.
Dengan bekal serta ilmu yang didapat pada pekerjaannya dulu, keterampilan waktu pelajar, serta dukungan dari lingkungan tetangga dan tentu saja dukungan dari istri, maka dengan tekad dan keyakinan beliau akhirnya memberanikan dirinya untuk merintis usaha ARCHIPELAGO.
3.1.2 Ijin Usaha
Berdasarkan Perda Kabupaten Kudus Nomor 6 Tahun 2002 Tentang Retribusi Izin Bidang Industri sebagai mana diubah dengan Perda Kabupaten Kudus Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Perda sebelumnya, UD. ARCHIPELAGO, telah tercatat di Surat Tanda Daftar Industri Nomor 534/09/10.3/2008. (terdapat di lampiran)
UD. ARCHIPELAGO jugamemiliki SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN  (SIUP) KECIL dan TANDA DAFTAR PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERORANGAN yang berlaku sejak tanggal 24 Januari 2008. (terdapat di lampiran).



3.2  Pemasaran
Pemasaran produk ARCHIPELAGO, dipasarkan daerah Semarang, Solo, Magelang, Surabaya, Malang, Jember, namun seiring berjalannya waktu pernah mengikuti bazar yang diadakan di Alun – Alun Simpang 7 Kudus. Mulai sejak itulah banyak pesanan yang dating dari kantor – kantor dan dikenal oleh dinas terkait. Produk ARCHIPELAGO juga pernah dipasarkan di NTT, akan tetapi sekarang sudah tidak dikarenakan terkendala tentang pengiriman dan harga.

3.2.1        Strategi Pemasaran
Pada awal produksi, Bapak Hariyanto selaku pemilik mulai menjual produk tasnya masih dengan cara tradisional yaitu dijual sendiri juga ke pasar – pasar tradisional serta menitipkan produknya kepada teman yang sudah punya pasar yang jelas, ada di daerah Magelang, Solo, Salatiga dan Semarang. Beliau menjual produknya secara eceran karena, karenapadasaatitubelum dapat menghasilkan produk yang banyak serta belum terkenalannya produk ARCHIPELAGO.
Seiring berjalannya waktu, sekitar 5 tahun menanti dengan bekal pengalaman yang diperoleh Bapak Hariyono maka mulai dikenallah produk tas ARCHIPELAGO. Semakin banyak pesanan semakin bertambah pula jumlah karyawan dan juga perlatan produksi yang dimiliki oleh ARCHIPELAGO, serta pasar mulai melebar sampai Surabaya, Malang, Jember.
Untuk pemasaran secara online pernah dilakukan UD. ARCHIPELAGO namun, sekarang terhenti dikarenakan Jika dipasarkan melalui  online, permintaan hanya eceran 1 maupun 2 barang saja, hal ini yang tidak diterapkan oleh ARCHIPELAGO. Akan tetapi, ada pula orang yang menjual barangnya lewat online, bias juga disebut reseller.
3.2.2        Bauran Pemasaran
1.      Penelitian dan Pengembangan Pasar
ARCHIPELAGO selalu melakukan survai pasar dengan cara melihat langsung ke lapangan, hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui selara masyarakat ataupun konsumen terhadap model ataupun disain terhadap produk tas yang diproduksi, supaya tinggal ketinggalan trend model dan terus mengikuti perkembangan melalui internet, lingkungan sekitar, dll.
2.      Berorientasi pada Konsumen
Pada kasus UD ARCHIPELAGO, produsen lebih berorientasi pada pelanggan yang membelinya dalam bentuk grosiran, dikarenakan distribusi yang dilakukan merupakan saluran distribusi secara langsung mengirim produknya pada grosir – grosir, ada juga pihak grosir yang datang langsung untuk mengambil produk ARCHIPELAGO ke tempat Bapak Hariyono.
3.      Kualitas
Ditengah persaingan industri kecil dibidang tas yang semakin ketat, pilihan yang masih mungkin dikerjakan dengan stabil adalah produk-produk yang berkualitas tinggi. Sebab pangsa pasar produk ini masih stabil dengan kalangan bawah sampai menengah ke atas. Sedangkan produk misal dengan kualitas lebih rendah semakin terdesak dengan produk luar daerah, bahkan luar negeri.
4.      Kenyamanan
Pelanggan dapat dinyamankan dengan sistem pelanggan dapat memilih atau menentukan desain produk yang dipesannya. Selain itu, pelanggan dapat memilih kualitas bahan bakunya dan dapat nego terkait harga dengan penjual. Selain dalam segi produk, kenyamanan pelanggan juga dapat tercipta dari saluran distribusi yang digunakan penjual yaitu secara langsung atau grosir. Hal ini, tentu akan menekan biaya yang digunakan.
5.      Inovasi
Pada kasus di UD ARCHIPELAGO ini sebagai UMKM yang memproduksi tas, tentu inovasi dibutuhkan demi terjalankannya usaha dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, adapun upaya untuk tetap eksis UD. ARCHIPELAGO menerapkan pengembangan desain produk
Pembuatan disain produk ARCHIPELAGO, yang berupa tas sekolah dapat bersumber dari berbagai aspek, misalnya: untuk tas dapat digali dan modifikasi berbagai jenis tas, ide kartun atau robot dan bentuk yang sederhana tapi elegan. Dalam pembuatan desain tas disini tidak menuntut kemungkinan pemilik usaha saja, melainkan karyawannya semua  boleh dan bisa menuangkan ide mereka masing-masing. Karena memang dalam bekerja dituntut untuk selalu meningkatkan kreatif.
Produk ARCHIPELAGO juga menerapkan sistem ATM, yaitu Tiru, Amati, Modifikasi. Biasanya Beliau melihat model dari internet ataupun dari pejalan kaki yang mmemakai tas, lalu difoto. Pembuatan desain di ARCHIPELAGO selalu menyesuaikan  perkembangan zaman dan keinginan pelanggan.
6.      Kecepatan
Kecepatan produk sampai ke pasar relatif cepat, dikarenakan Setiap hari ARCHIPELAGO selalu memproduksi tas agar mempunyai stok, agar mempermudah karyawan apabila ada pesanan banyak serta mendadak.
7.      Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Untuk saat ini ARCHIPELAGO hanya melayani permintaan pasar dalam kapasitas besar dan tidak menerima dalam bentuk eceran. Untuk masalah penjualan barang, ARCHIPELAGO lebih tertarik menjual dan mengirim kepada para penggrosir, daripada ke pedagang pasar. Distribusi yang dilakukan secara langsung mengirim produknya pada grosir – grosir, ada juga pihak grosir yang datang langsung untuk mengambil produk ARCHIPELAGO ke tempat Bapak Hariyono.
Kepuasan pelanggan terhadap produk ARCHIPELAGO masih tergolong tinggi. Dengan harga yang relatif murah didukung kualitas yang mumpuni, membuat pelanggan puas akan produknya. Jika tidak pelanggan tidak puas, maka ARCHIPELAGO tentu sudah tutup.
8.      Produk
Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatian, diminta, dibeli, disewa, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2004: 22).
ARCHIPELAGO mempunyai banyak memproduksi macam pilhan tas, mulai dari anak – anak, PAUD, hingga anak SMP.

3.3 MENENTUKAN HARGA
3.3.1 Strategi Pemasaran
1.      Penetrasi pasar
Di UD ARCHIPELAGO melakukan penetrasi pasar dengan melakukan promosi dengan menggunakan konsep word of mouth , dimana hanya dilakuakn dari mulut ke mulut. Tidak ada strategi khusus saat ini, hanya saja ketika usaha awal berdiri, peilik usaha memasarkan produknya sendiri dan menawarkan produknya langsung kepada calon pelanggan di pasar-pasar.
2.      Pengembangan pasar
Di UD ARCHIPELAGO ini, melakukan pengembangan pasar dengan cara pengembangan merek. Dimana  merek menurut (Kotler dan Armstrong, 2008:275) adalah nama, istilah, tanda, lambing atau desain atau kombinasi dari semuanya ini yang memperlihatkan identititas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing.  
Produk dari ARCHIPELAGO mempunyai beberapa nama merek, yaitu ada noecel dan nirvana. Beliau melakukan hal ini disebabkan mengikuti pasar, apabila merek itu sudah lama maka akan diganti lagi dengan nama merek yang lain. Nama merek bisa bertahan lama apabila produknya disukai oleh para pembeli.

3.      Pengembangan produk
Pengembangan produk dalam usaha mengengah kecil adalah hal yang mutlak perlu diutamakan agar produk yang dihasilkan tidak statis (tidak berubah) dan menyebabkan kejenuhan pasar. Pengembangan produk industri kecil menengah, seperti usaha tas yang paling penting yaitu adanya peningkatan mutu desain. Produk ARCHIPELAGO dapat melakukan beberapa tahapan, yaitu pembuatan desain dan survei pasar, pemasaran.

4.      Segmentasi pasar
UD ARCHIPELAGO menerapkan segmentasi pasar hanya kepada pelanggan atau konsumen tingkat 1 dimana, mereka membeli produk ARCHIPELAGO dalam bentuk grosiran dan tidak eceran. Biasanya mereka adalah pegangan, nantinya produk ARCHIPELAGO yang mereka beli akan dijual kembali.

3.2.3        PENENTUAN HARGA
ARCHIPELAGO mempunyai banyak memproduksi macam pilhan tas, mulai dari anak – anak, PAUD, hingga anak SMP. Desain dari ARCHIPELAGO sangat menarik dan mempunyai bentuk yang sangat sederhana. Untuk masalah harga, tas – tas produk ARCHIPELAGO ini sangat bermacam – macam, mulai dari harga Rp. 450.000,- sampai dengan Rp. 700.000,- per lusinnya. Tarif harga berdasarkan harga bahan baku,tenaga kerja, dll.
Bermula dari berjualan eceran ke pasar – pasar tradisional, sekarang menjual secara berskala besar atau yang sering disebut grosir. Pemasaran produk ARCHIPELAGO, dipasarkan daerah Semarang, Solo, Magelang, Surabaya, Malang, Jember, namun seiring berjalannya waktu pernah mengikuti ating yang diadakan di Alun – Alun Simpang 7 Kudus. Mulai sejak itulah banyak pesanan yang ating dari kantor – kantor dan dikenal oleh dinas terkait. Produk ARCHIPELAGO juga pernah dipasarkan di NTT, akan tetapi sekarang sudah tidak dikarenakan terkendala tentang pengiriman dan harga. Harga disini maksudnya kedua pihak sering tidak saling menemui kecocokan. Misalnya dari pihak ARCHIPELAGO sudah menetapkan dengan harga Rp. 500.000,- tapi pihak sana dipotong, hanya menyutujui harga Rp. 400.000,-.

3.4 PERLUASAN USAHA
Sebelum memperluas usaha, yang perlu dilihat adalah kemampuan teknologi dan daya inovasinya, selain itu perkembangan ekonomi secara lebih luas mengakibatkan tingkat daya saing tertinggal dibandingkan dengan iasa-negara tetangga kita seperti misalnya Cina.
Dengan berkembangannya usaha serta semakin banyak pesanan yang diterima pasti perluasan itu ada, dari segi tempat saat ini Beliau sudah mempunyai rumah produksi sendiri untuk semua aktivitas usaha ARCHIPELAGO. Dari segi penjualan, sebenarnya ingin untuk memperluas pasar, akan tetapi terkendala dengan ketenagakerja. Karena nantinya pasti pesanan semakin banyak, dengan hanya 15 karyawan itu tidak ias memenuhi permintaan para grosir, apabila menambah karyawan baru pasti juga harus menambah modal untuk menggajinya.
Hambatan – hambatan yang dihadapi sebagai berikut:
1.      Karyawan
Dengan sedikit karyawan yang dimiliki, maka tidak ias menghasilkan produk yang begitu banyak.
2.      Modal
Kalau modal memang ias hutang kepada Bank, namun Beliau tidak mau mengambil risiko apabila tidak sesuai dengan ekspetasinya.
3.      Teknolgi Pemasaran
Di era modernseperti sekarang ini, yang semua ias dilakukan melalui internet. Namun ARCHIPELAGO belum menggunakan kecanggihan teknologi sebagai sarana berpromosi maupun berjualan.
4.      Kualitas Produk
Masih kalah dengan produk tas dari Negara lain.
Meskipun masih banyaknya hambatan-hambatan yang dialami Bapak Hariyono selaku pemilik UD. ARCHIPELAGO namun, dia juga mempunyai keinginan untuk meng-ekspor produk ARCHIPELAGO, namun Beliau mengukur kemampuan dirinya sendiri itu belum bisa untuk bersaing. Apabila ingin mengikuti MEA, produksi tas ARCHIPELAGO harus dituntut dan mempunyai kualitas yang bagus lagi supaya ias bersaing dengan produk dari Negara lain. Sedangkan produk ARCHIPELAGO masih secara tradisional, dari segi cara memotong kain, model, serta pemasarannya.
Selain itu bahan – bahan yang diambil juga masih import dari luar, di Indonesia masih mematok harga yang mahal. Terkadang bahan yang diperoleh dari import ada yang bagus dan juga ada pula yang jelek. Bahwa bahan import itu berasal dari Negara Cina, padahal disana memproduksi tas sendiri juga. Namun Beliau masih membeli bahannya dari sana, makanya produk ARCHIPELAGO kalah bersaing dari harga dan kualitas yang bermacam – macam dengan Negara Cina.
3.5 KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
3.5.1 Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing
Dalam berwirausaha, pelaku usaha pasti memiliki kompetensi khusus terkait kewirausahaan. Selain itu, kompetensi tersebut nantinya akan dijadikan strateginya agar produk mampu diterima di pasar, bahkan mampu menjadi pemenang pasar atau bisa disebut dengan market leader dalam jenis produk tersebut. Adapun usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pelaku usaha ARCHIPELAGO, sebagai berikut:
(1)    Pengembangan Produk
                 Pengembangan adalah kegiatan dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang bertujuan memanfaatkan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan menciptakan teknologi baru.
Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatian, diminta, dibeli, disewa, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2004: 22).
Pengembangan produk dalam usaha mengengah kecil adalah hal yang mutlak perlu diutamakan agar produk yang dihasilkan tidak statis (tidak berubah) dan menyebabkan kejenuhan pasar. Pengembangan produk industri kecil menengah, seperti usaha tas yang paling penting yaitu adanya peningkatan mutu desain. Produk ARCHIPELAGO dapat melakukan beberapa tahapan, yaitu pembuatan desain dan survei pasar, pemasaran.
(2)   Pembuatan Desain
Pembuatan disain produk ARCHIPELAGO, yang berupa tas sekolah dapat bersumber dari berbagai aspek, misalnya: untuk tas dapat digali dan modifikasi berbagai jenis tas, ide kartun atau robot dan bentuk yang sederhana tapi elegan. Dalam pembuatan desain tas disini tidak menuntut kemungkinan pemilik usaha saja, melainkan karyawannya semua  boleh dan bisa menuangkan ide mereka masing-masing. Karena memang dalam bekerja dituntut untuk selalu meningkatkan kreatif.
Produk ARCHIPELAGO juga menerapkan sistem ATM, yaitu Tiru, Amati, Modifikasi. Biasanya Beliau melihat model dari internet ataupun dari pejalan kaki yang mmemakai tas, lalu difoto. Pembuatan desain di ARCHIPELAGO selalu menyesuaikan  perkembangan zaman dan keinginan pelanggan.
(3)   Survai Pasar
ARCHIPELAGO selalu melakukan survai pasar dengan cara melihat langsung ke lapangan, hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui selara masyarakat ataupun konsumen terhadap model ataupun disain terhadap produk tas yang diproduksi, supaya tinggal ketinggalan trend model dan terus mengikuti perkembangan melalui internet, lingkungan sekitar, dll.
(4)   Pemasaran
Pemasaran produk ARCHIPELAGO, dipasarkan daerah Semarang, Solo, Magelang, Surabaya, Malang, Jember, namun seiring berjalannya waktu pernah mengikuti bazar yang diadakan di Alun – Alun Simpang 7 Kudus. Mulai sejak itulah banyak pesanan yang dating dari kantor – kantor dan dikenal oleh dinas terkait. Produk ARCHIPELAGO juga pernah dipasarkan di NTT, akan tetapi sekarang sudah tidak dikarenakan terkendala tentang pengiriman dan harga.
(5)   Pengembangan Merek
Merek menurut (Kotler dan Armstrong, 2008:275) adalah nama, istilah, tanda, lambing atau desain atau kombinasi dari semuanya ini yang memperlihatkan identititas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing.
Produk dari ARCHIPELAGO mempunyai beberapa nama merek, yaitu ada noecel dan nirvana. Beliau melakukan hal ini disebabkan mengikuti pasar, apabila merek itu sudah lama maka akan diganti lagi dengan nama merek yang lain. Nama merek bisa bertahan lama apabila produknya disukai oleh para pembeli.



BAB VI
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
ARCHIPELAGO merupakan suatu usaha industri dalam bidang produksi tas yang didirikan oleh Bapak Hariyono sejak tahun 2001, terletak di Desa Gulang RT 5 / RW 2 Mejobo, Kudus. Tas – tas yang diproduksi untuk anak – anak, PAUD, hingga anak SMP dengan desain yang menarik serta bentuknya begitu sederhana. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Kondisi industri kecil ARCHIPELAGO sudah dikelola dengan baik. Namun masih perlu adanya perkembangan lagi supaya lebih baik.
2.      Produksi dan pemasaran yang telah dilaksanakan sudah baik namun, masih kurang daerah perluasan pemasarannya.

4.2  Saran
Beberapa saran yang dapat diajukankan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1.      Bagi Pemilik usaha
Dalam pengembangan kualitas disain dan bentuk tas sebaiknya disesuaikan dengan umur. (Missalnya: masih anak-anakdikasih desain kartun atau boneka. Mungkin bisa memberikan ciri khas kota. Gambar menara untuk Kudus.)
2.      Bagi  Tenaga kerja/Karyawan
Karyawan sebaiknya mengusahakan untuk tetap mengikuti pengarahan ilmu pengetahuan dari pemilik usaha. Karena dapat menunjang dengan produk tas yang akan dibuat, yaitu mendapatkan gambaran tentang ide-ide baru untuk memajukan tas agar lebih bervariasi.
3.      Para pengrajin sebaiknya selalu memperhatikan kualitas produk tas yang dibuat masing-masing, dengan cara mengutamakan jahitan, kombinasi warna, karena tidak semua karyawan yang mengutamakan kualitas produk tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Dewi. 2017. ANALISA UD. ARCHIPELAGO BERDASARKAN PANDUAN BUKU KEWIRAUSAHAAN KARYA SUKIRMAN, TAHUN TERBIT 2014. http://dewiwil.blospot.co.id/2017/05/analisa-ud.archipelago-berdasarkan-panduan-buku-kewirausahaan-karya-sukirman-2014.html. (diakses pada Mei 2017).
Sukirman. 2014. KEWIRAUSAHAAN (KASUS DAN IMPLEMENTASI). Galaksi Nusindo: Semarang.




 

Blogger news

Blogroll